"Emang iya pak, kebanyakan tiap saya curhat atau intinya bilang kayak mau cerita sesuatu contohnya tentang pacar saya atau saya di sekolah gimana-gimana, responnya pun enggak terlalu bagus," tutur Dhio.
Kala itu, Dhio pun akui sempat berpikir positif atas respon ini.
"Mungkin saya pikir waktu itu posisi ibu kan jauh sama bapak.
"Bapak di Kalimantan dan pulang pun masih sekitar dua atau tiga bulan sekali," lanjut dia.
Selain itu, ia pun maklumi kalau kakaknya ini lebih disayang oleh orangtuanya.
"Itu saya pikir pertama karena kondisi itu, yang kedua mungkin mbak Dhea kan anak cewek, jadi lebih diperhatikan daripada cowok.
"Mungkin pemikirannya anak cowok bisa hidup sendiri lah," jelas dia.
Selanjutnya, penyidik pun tanyakan soal puncak sakit hati yang dirasakan oleh Dhio sampai akhirnya tega habisi nyawa keluarganya sendiri.
Menurutnya, hal ini terlihat kala ia sedang tak bekerja pasca kecelakaan.
"Sebelumnya setelah keluar dari kecelakaan, dulu kan saya pengangguran setelah kecelakaan, itu memang saya enggak ada penghasilan, kayak disepelekan lah," ujar dia.
Kemudian, Dhio juga jelaskan kalau ibunya ini sering kali sambut kakaknya bila pulang kerja.