Menurut Sukoco, korban yang diketahui belum bekerja, justru menjadi momok bagi keluarganya.
"Saya meluruskan berita simpang siur bahwa pengakuan dari tersangka bahwa dia itu sebagai tulang punggung itu sama sekali tidak benar," tegas Sukoco dikutip KOMPAS TV, Selasa (29/11/2022).
"Bahkan justru yang merusak dana-dana milik orangtua itu tersangka sendiri."
Dengan kepandaiannya bersilat lidah, Dhio membohongi keluarganya agar bisa memperoleh uang dalam jumlah besar.
"Dengan berbagai alasan, kebohongan-kebohongan, pandai dalam memberikan suatu masukan pada orangtua, sehingga dana-dana orangtua digerogoti oleh tersangka," beber Sukoco.
Saat adiknya masih hidup, Sukoco mengaku pernah mendengar cerita Dhio diberi jatah Rp 32 juta sebulan untuk membayar kursus.
Namun saat ditegur, orangtua korban justru enggan melakukan pengecekan.
Menurut Sukoco, adiknya itu sangat menyayangi dan percaya sepenuhnya pada pemuda tersebut.
"Seperti waktu almarhuman adik saya, Heri Riyani, pernah beberapa bulan yang lalu ketemu sama saya, mengatakan bahwa, 'Mas, ini untuk pengeluaran Dhio satu bulan itu Rp 32 juta, untuk kursus bahasa Inggris, belum yang lain-lainnya," tutur Sukoco.
Ternyata, di balik kekejian yang dilakukan Dhio, sang ibu tetap percaya.
"Saya katakan, 'Apakah tidak kau cek di mana dia kursus, benar atau tidaknya?', tapi almarhumah, 'Wes aku percoyo, yakin'."
Sungguh pilu kini nyawa ketiga anggota keluarga terdekat Dhio malah hilang untuk selamanya.