Kala tiba di rumah dinas, Brigadir J ini diminta untuk berlutut.
Brigadir J pun sempat bertanya apa yang terjadi, namun sama sekali tak direspon oleh Ferdy Sambo.
Tanpa ada keterangan apapun, Ferdy Sambo pun segera suruh Bharada E untuk menembak Brigadir J.
Dari jarak dekat 4 tembakan pun langsung buat Brigadir J ini tersungkur bersimbah darah.
Ferdy Sambo pun mendekati tubuh Brigadir J yang sudah dalam keadaan tengkurap tak berdaya dengan masih emosi.
Namun, saat itu pun Brigadir J ini diketahui masih hidup.
"Lalu untuk memastikan tidak bernyawa lagi, Ferdy Sambo yang sudah mengenakan sarung tangan hitam menggenggam senjata api dan menembak sebanyak satu kali mengenai tepat kepala bagian belakang sisi kiri korban hingga korban meninggal dunia," demikian bunyi dakwaan.
"Tembakan Ferdy Sambo tersebut menembus kepala bagian belakang sisi kiri korban melalui hidung, mengakibatkan luka bakar pada cuping hidung sisi kanan luar.
"Lintasan anak peluru telah mengakibatkan rusaknya tulang dasar tengkorak pada dua tempat yang mengakibatkan kerusakan tulang dasar rongga bola mata bagian kanan dan menimbulkan resapan darah pada kelopak bawah mata kanan yang lintasan peluru telah menimbulkan kerusakan pada batang otak."
Setelah itu, Ferdy Sambo pun mulai merekayasa kejadian ini dengan tembakkan peluru ke arah dinding.
Sesudahnya, Ferdy Sambo ini berniat tinggalkan rumah dinasnya lewat pintu dapur menuju garasi.