PKI mendapatkan legitimasi yang semakin meningkatkan statusnya di masyarakat.
Hingga akhirnya terjadi pemberontakan atau peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Peristiwa ini diduga dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
G30S/PKI menimbulkan korban di kalangan petinggi militer.
Pemberontakan itu dipicu untuk mengkudeta kekuasaan PKI terhadap Soekarno.
PKI yang kala itu sebagai kekuatan politik, merasa khawatir dengan kondisi kesehatan Presiden Soekarno yang memburuk.
Pada satu momen di awal Agustus 1965, Presiden Soekarno tiba-tiba pingsan setelah berpidato.
Banyak pihak kemudian memprediksi, usia beliau tidak akan lama lagi.
Sehingga muncul pertanyaan besar mengenai sosok pengganti Presiden Soekarno nantinya.
Pertanyaan ini yang menyebabkan persaingan semakin tajam antara PKI dengan TNI.
Peristiwa gerakan 30 September 1965 berlangsung selama dua hari.