Ia tak tahu mengapa aksinya tersebut berujung pada pencopotan jabatannya sebagai camat.
Hanya saja, ada komentar dari MUI Payakumbuh yang menilai bahwa pakaian yang dikenakannya melanggar kesopanan.
"Saya rasa tidak ada yang salah. Sopan dan ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas kaum muda," kata Dewi.
Kendati demikian, ia ikhlas menerima keputusan ini.
"Ini kan keputusan pimpinan dan saya menerimanya," kata Dewi.
Sebelumnya, Dewi juga sempat curhat melalui akun TikTok miliknya @dewi.centong.
"Aku seorang camat di kota Payakumbuh Sumatera Barat pernah ikutan membuat video viral ala2 Citayam Fashion Week dengan nama Payakumbuh Fashion Week. Maksud hati hanya sebagai konten2 biasa aja, tanpa ada maksud melanggar norma2 agama atau adat istiadat Minang Kabau, kemudian di komenlah oleh salah satu lembaga MUI Kota Payakumbuh."
"Mulai dari komen MUI itulah malapetaka itu hadir, karier yang aku bangun sekian lama hancur hanya gara2 komen MUI yang sangat tidak objektif."
"Dengan melaporkan aku ke walikota Payakumbuh dan akhirnya aku diberhentikan menjadi camat di Payakumbuh Timur. Terimakasih MUI kota Payakumbuh sudah membuat hancur semua impian aku," sambungnya.
"Tapi yang anehnya daerah lain di Sumatera Barat yang membuat video seperti ini tidak dikomen sama sekali apakah ini salah satu cara untuk menghancurkanku sehingga semua impianku hancur lebur dalam sekejap mata."