وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِwa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَwa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad
Artinya:“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Shubuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5)
Surat An Naas
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِqul a'ụżu birabbin-nās
مَلِكِ النَّاسِmalikin-nās
إِلَهِ النَّاسilāhin-nās
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِmin syarril-waswāsil-khannās
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسallażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās
مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِminal-jinnati wan-nās
Artinya:“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6)