Peristiwa yang menimpa bocah kelas 4 SD itu dapat dikatakan cukup tragis.
Amarie harus meregang nyawa di tempat dimana seharusnya ia bersekolah untuk menimba ilmu.
Sang ayah bahkan tak menyangka, di pagi hari ketika dirinya mengantar sang anak ke sekolah, ternyata itu bakal menjadi momen terakhirnya bertemu sang putri.
"Saya hanya ingin menjaga anak itu seperti waktu saya melihatnya terakhir kali,"
"Saya mengantarnya ke sekolah, saya bahkan tidak tahu kalau itu jadi saat terakhir saya melihatnya," cerita sang ayah.
Mirisnya, kejadian penembakan massal itu terjadi setelah Amarie melewati hari bahagia karena baru saja merayakan pesta ulang tahunnya.
"Dia baru saja ulang tahun yang ke 10, sekitar dua minggu lalu," kata Angel.
Lebih lanjut, sang ayah mengungkap momen terakhir dirinya bersama sang anak di pagi hari sebelum peristiwa penembakan terjadi.
Angel Garza menceritakan bahwa dirinya seperti biasa mengantarkan sang anak melalui jalan kecil di samping rumahnya.
Kemudian ini memberi uang kepada Amarie agar bocah itu bisa membeli jajanan kesukannya di kantin.
Ayah Amerie turut menyesali peristiwa penembakan yang menimpa putrinya.
Sebab menurutnya, peristiwa penembakan massal seperti yang terjadi di Sekolah Robb bukanlah yang pertama kali terjadi.