Suar.ID - Murid SD di Binjai tewas karena dikeroyok enam orang teman sekelasnya.Santi Citra Dewi (37) ibu dari korban yang bernama Muhammad Ikhsan Haminti (11), mendatangi Polres Binjai untuk meminta keadilan.Air matanya membasahi pipi ketika dirinya ditanya tentang kronologi meninggalnya putra pertamanya itu. Mengutip dari Tribun Medan, korban meninggal dunia pada Selasa (24/5/2022).Sebelum meninggal, korban sempat mengaku kepada ibunya bahwa dia mengalami sakit."Dia pulang dari sekolah yang gak jauh dari rumah, saat di rumah dia bilang lemas dan gak enak badan," kata Santi yang dikutip dari Tribun Medan.Santi yang mulanya tidak tahu bahwa anaknya telah dianiayai dan menganggap anaknya sakit biasa.Lalu, Santi membelikan obat agar sakit Ikhsan berkurang."Saya belikan dia obat. Karena muntah-muntah," ucapnya sambil menangis.Setelah satu hari dalam keadaan lemas dan sudah diberikan obat, kata Santi besoknya Ikhsan kembali muntah-muntah.Sempat akan dibawa ke Bidan, Ikhsan malah menolaknya."Besoknya makan siang dan muntah lagi."
"Saya bawa ke bidan juga tidak mau," katanya.Lantaran muntahnya tidak mau berhenti, suaminya Adi Syahputra (40) pulang ke rumah dari tempat kerja untuk melihat kondisi anaknya.Santi juga bertanya kepada Ikhsan mengalami gejala apa, namun tidak dijawab."Sampai bapaknya pulang, dia tetap gak mau makan. Sampai besoknya, kami belikan sarapan gak mau dia," kata Santi.Lantaran tidak makan apapun setelah dua hari, kondisi Ikhsan mulai semakin darurat.Santi dan suami juga membujuk anaknya agar dibawa ke Puskesmas, namun Ikshan tetap menolaknya."Saya tanyakan kenapa muntah-muntah terus."
"Dia bilang tidak papa. Saya suap makanan, tapi kondisi tidak berdaya. Dia tetap tidak mau dibawa ke bidan," jelasnya.Setelahnya, kondisinya semakin parah, di mana mulut Ikshan tidak bisa dibuka untuk makan."
"Saat itu, Ikhsan sempat menangis dan lihat ayat suci Al-Quran yang tergantung di dinding rumah.""Kami peluk dan sambil bertanya kenapa kau Ikshan, kenapa gak mau bicara, sakit apa? Setelah kami peluk dia meninggal," ungkapnya.Saat jenazah Ikshan dimandikan, keluarga melihat bagian tubuhnya terdapat memar seperti kena pukulan.Akan tetapi, Santi belum curiga itu adalah pukulan, melainkan karena masuk angin."Begitu dimandikan punggungnya ada memar, dada memar merah kebiruan. Kuping juga terlihat biru," jelasnya dihadapan Polisi.Sesudah beberapa hari dikebumikan, kawan sekelas Ikshan datang untuk membeli dagangan Santi.Di saat itu, kawan sekelas korban bercerita kepada Santi, bahwa Ikshan sempat dipukuli oleh enam murid laki-laki sekelasnya."Kawannya bilang, mau bicara, tapi takut sama yang pukuli anak saya. Tapi saya tanya terus."
"Dan ternyata, anak saya dipukuli oleh enam orang kawannya di sekolah," jelas Santi.Kata kawan sekelasnya, pada takut dengan murid-murid yang memukul Ikhsan.Sebab, murid-murid yang diduga memukul Ikhsan suka menganiaya murid lainnya.