Luka itu ditemukan di leher, dada, perut, dan sekujur kaki dan lengannya.
Payne didakwa dengan pembunuhan dan mengaku bersalah atas tuduhan pembunuhan yang lebih ringan pada November lalu.
Jumat kemarin, dia dijatuhi vonis 18 tahun penjara.
Hakim Simon Medland diberitahu, Payne menderita penyakit psikotik yang tidak terdiagnosis ketika melakukan serangan tersebut.
Payne disebut telah lama menggunakan heroin, kokain, dan kecanduan alkohol.
Ketika di pengadilan, sang putrinya, Emily Payne mengatakan bahwa ayahnya tidak percaya dengan otoritas.
Tim pembela Payne berargumen, kondisi psikologisnya yang tak terdiagnosis memengaruhi bertindak secara rasional.
Dan kematian Ambler, kata mereka, adalah bukti bahwa Payne benar-benar kehilangan kendali pada dirinya.
Masih menurut tim pembela, Payne sangat terkejut dengan perbuatan yang dia lakukan itu.
Tapi Hakim tetap bergeming, dan memutuskan Payne punya potensi untuk menimbulkan risiko serius bagi publik, terutama perempuan.
"Caranya membunuh dengan pisau sangat mengerikan," kata Hakim Medland.