Ketika ditahan, darah mens yang banyak itu bisa berbalik. Ketika berbalik bisa mengakibatkan apa yang disebut penyakit kewanitaan namanya endometriosis," jelas dokter Boyke.
Tak berhenti sampai di situ saja, akibat selanjutnya dari endometriosis itu sendiri masih banyak lagi.
Endometriosis sendiri menurut dokter Boyke adalah pertumbuhan selaput lendir rahim di luar tempatnya.
"Dan itu bisa mengakibatkan kemandulan dan sebagainya, dan sebagainya," ujar dokter Boyke lagi.
Dalam wawancara ini, dokter Boyke sendiri memang lebih merekomendasikan agar para wanita menggunakan pembalut daripada menstrual cup.
Meskipun bagi sebagian orang dinilai lebih nyaman dan bisa mengurangi sampah, penggunaan menstrual cup bukan tanpa resiko.
Beberapa komentar warganet pun tampak menyepakati.
Bahkan ada beberapa di antaranya yang memberikan alternatif solusi pembalut kain jika memang misinya adalah untuk mengurangi produksi sampah.
"kalo biar ngurangin sampah pembalut gue rasa menstrual cup bukan satu satunya solusi sih... skrg udh ada ko pembalut kain yg bisa cuci pakai," tulis salah satu netter.
Namun, segala pilihan kembali ke keputusan masing-masing individu dengan segala pertimbangannya.