Suar.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata alias KKB Papuahingga kini masih sering melakukan aksi teror.
Paling baru, KKB Papua ini melakukan serangan di Pos TNI Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.
Pada awal tahun 2022, rentetan serangan brutal kembali terjadi pada aparata TNI-Polriyang bertugas jaga keamanan.
Dilansir TribunPapua.com, serangan ini dirancang oleh beberapa tokoh dari KKB di papua.
Mereka pun kini masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Kepolisian Daerah Papua pun telah petakan ada sebanyak 6 kelompok kriminal selama ini aktif melakukan gangguan keamanan di wilayah pegunungan Papua.
Kapolda Irjen Pol Mathius Fakhiri belum lama ini sebut kalau ada 6 kelompok ini berada di wilayah Kabupaten Puncak, Intan Jaya, dan Kabupaten Nduga.
"Kelompok ini sebetulnya kelompok besar, namun yang aktif selama ini ada enam kelompok,” kata Kapolda Fakhir.
“Mereka melakukan aktivitas di daerah Ilaga dan Beoga Kabupaten Puncak, Sugapa Kabupaten Intan Jaya, dan di daerah Nduga," sambungnya.
Pimpinan kelompok kriminal yang aktif di wilayah pegunungan Papua ini sudah lam masuk dalam DPO kepolisian.
Kelompok kriminal ini antara lainLekagak Telenggen, Militer Murib, Sabinus Waker, Egianus Kogoya, dan lainnya.
Adapun identitas 21 DPO ini yaitu:
- Ayuk Waker;
- Obeth Waker;
- Ferry Elas;
- Konius Waker;
- Yopi Elas;
- Jack Kemong;
- Nau Waker;
- Sabinus Waker;
- Joni Botak;
- Abu Bakar alias Kuburan Kogoya;
- Tandi Kogoya;
- Tabuni;
- Ewu Magai;
- Guspi Waker;
- Yumando Waker alias Ando Waker;
- Yohanis Magai alias Bekas;
- Yosep Kemong;
- Elan Waker;
- Lis Tabuni,
- Anggau Waker;
- Gandi Waker.
Untuk diketahui, selama ini KKB jadi aktor utama dibalik serangkaian aksi kekerasan bersenjata di wilayah pegunungan Papua.
Masih kata Kapolda Fakhiri, aparat akan berusaha semaksimal mungkin untuk tangkap mereka hidup-hidup.
"Tapi kalau mereka melawan, kami akan lumpuhkan. Sampai sekarang kami masih terus bekerja," kata Fakirhi.
Polda Papua bersama unsur TNI setempat pun masih terus melakukan penggalangan ke semua elemen masyarakat dan pemerintah daerah agar mereka tak takut.
Masyrakat pun diminta untuk segera memisahkan diri dari KKB Papua.
"Mungkin saja nanti ada sempalan-sempalan mereka yang datang dari Kabupaten Puncak Jaya dan Paniai," ujarnya.