"Nggak boleh Pi, harus pilih!" protes Atta.
"Lho, nggak ada! Nggak boleh digitukan!" seru Anang tak kalah kencang.
"Nggak bisa! Gondrong atau rapi?" tanya Atta sekali lagi.
"Nggak bisa, aku suka dua-duanya," jawab Anang tegas.
Sepertinya Atta salah memilih game untuk Anang.
"Politisi atau seniman? Nggak bisa dua-duanya," tanya Atta masih mencoba.
"Lho, yang aku jalanin dua-duanya soalnya! Ini salah ini! Ngapain aku disuruh milih yang dua-duanya aku jalanin," jawab Anang lagi.
Ogah menyerah, Atta pun terus melempar pertanyaan antara politisi atau business man dan seniman atau business man.
Menurut Anang, ia mencoba mencari jalan tengah yang membuatnya bisa menjalani semua perat ini sekaligus.
"Nggak ada pilihan, kan aku jalani dua-duanya dan aku mencari jalan itu. Justru nanti kalau aku udah menemukan jalan tengah, aku akan pilih yang di tengah itu," jelasnya.