"Total cadangan minyak dan gas hanya cukup untuk mendukung setengah dari tingkat belanja negara saat ini," katanya.
"Ini bisa mengosongkan Dana Perminyakan pada awal 2022," ungkap La'o Hamutuk.
Duta Besar Timor Leste untuk Selandia Baru Cristiano da Costa setuju ini adalah masalah serius.
Meskipun ada masalah, anggaran negara saat ini hanya memiliki pemotongan belanja kecil sebesar 1,5 persen, dan pemotongan yang lebih besar ditunda sambil menunggu pemungutan suara oleh parlemen, katanya.
"Ini adalah situasi yang sangat menantang."
"Ini harus mendorong elit penguasa Timor untuk mulai berpikir tentang bagaimana mengelola situasi ini dengan sangat cepat, karena ini tidak berkelanjutan," katanya.
"Kita perlu mempercepat reformasi ekonomi dan mulai mendiversifikasi ekonomi kita," imbuhnya.
"Kami harus melakukannya sekarang, jika tidak kami mungkin akan kehabisan uang dalam lima hingga 10 tahun dari sekarang," paparnya.
Faktor yang memperumitnya adalah ladang minyak ketiga, Greater Sunrise, yang dapat memberikan sedikit bantuan kepada Timor Leste.
Tapi ini bohong, karena sengketa komersial dan yurisdiksi dengan Australia, membuat Timor Leste hanya mendapat sedikit keuntungan.