Ada kemungkinan, kelompok-kelompok milisi akan terus mendahului orang Timor, yang mengarah ke pertempuran dengan pasukan INTERFET.
Karena ketidaksengajaan atau kesalahan penilaian, militer Indonesia (TNI) dan pasukan INTERFETberpotensibentrok.
Panglima Darurat Militer Indonesia, Letnan Jenderal Kiki Syahnakri, mengejutkan orang-orang yang paling kritis terhadap militer Indonesia dengan membantu menghindari apafaktor yang bisa menjadi bentrokan.
Dia memahamirisikotinggi dan konsekuensi jangka panjang yang berpotensi menghancurkan dari bentrokan bersenjata yang mengarah ke konflik yang lebih luas antara Australia dan Indonesia.
Ditambah lagi denganpengerahan pasukan tempur dalam jumlah besar yang cepat dan kuat.
Bermula dari Australia, Selandia Baru, dan Inggris yang merupakan penghalangbesar bagi berlanjutnya kehadiran kelompok milisi.
Setelah itu, INTERFET dapat melakukan semacam 'pendudukan jinak' di Timor Leste untuk memulihkan kepercayaan.
Tujuan utamanya, memungkinkan pengembalian dan penyebaran layanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi non-pemerintah.
Kepala Angkatan Pertahanan Australia, Laksamana Chris Barrie, berperan penting dalam menyusun koalisi multi-nasional.
Dia mengirim Air Marshall Doug Riding dalam tur keliling wilayah itu untuk mengumpulkan dukungan untuk INTERFET.
Sementara itu, penasihat kebijakan Pertahanan utama di Canberra, Hugh White, berjuang untuk mendamaikan perubahan kebijakan yang terlibat dalam upaya menjaga hubungan yang stabil dan bersahabat dengan Indonesia.