"Mereka pergi ke gereja karena merasa aman di sana,"
"Mereka merasa, dekat para pendeta adalah perlindungan," ujar suster yang pada 1999, berusia 64 tahun.
Cerita pembantaian massal darinya dikonfirmasi oleh agen berita misionaris Vatikan, Fides.
Bahkan, hal ini merupakan salah satu penggambaran paling brutal mengenai kekerasan di Timor Leste yang muncul di waktu sejak pasukan militan melawan kemerdekaan dari Jakarta dan mulai menjarah dengan dukungan dari militer Indonesia.
Juru tulis Katholik Roma yang dianggap para militan sebagai pendukung kemerdekaan, merupakan korban-korban yang pertama.