Tentu saja prosesnya tidak mudah,
Ma Liyu menuturkan, dirinya sempat ditipu oleh imigran China lainnya.
Bahkan, ia harus kehilangan tabungannya sebanyak 70.000 dollar AS (Rp 100 juta kurs 2021).
Mica Barreto Soares, seorang peneliti tentang hubungan China-Timor-Leste dan kontributor Routledge Handbook of Contemporary Timor-Leste 2019 mengungkap penelitiannya.
Ia memperkirakan, sekitar 4.000 Migran China tinggal di negara itu pada 2019.
Mereka telah mendirikan 300 hingga 400 perusahaan bisnis.
"Ini termasuk menjual barang-barang murah dan bahan bangunan, serta menjalankan restoran, hotel, rumah bordil, warung internet, dan pompa bensin," tulisnya.
Namun, Kedutaan Besar China di Dili tidak pernah merilis angka tentang berapa banyak warganya yang berada di Timor Leste.
Bahkan, banyak yang mungkin tidak mendaftarkan kehadiran mereka di kedutaan atau memperpanjang visa mereka.