Meski begitu, masih menurut Xanana Gusmao, kalaupun danaratusan triliun rupiah itu cair, 10 tahun mendatang Timor Leste tetap akan menjadi negara yang mati.
DilaporkanThe Oekui Post pada16 September 2020 lalu, laporan trimestral dari Banco Central Timor Leste (BCTL), baru-baru ini mengumumkan, jumlah dana perminyakan Timor Leste yang tersimpan di Bank New York sebesar 18,4 miliyar dolar AS (Rp 273 triliun – kurs Rp 14.840).
Mulai 2021, Pemerintah Timor Leste akan menggunakan uang simpanan itu sebagai kebutuhan belanja negaranya sebesar 1,4 miliyar dolar AS atau Rp 20,77 triliun.
Sehubungan dengan hal itu, banyak orang yang mulai berfikir dan prihatin terhadap keberlanjutan kondisi keuangan Timor Leste.
Sebuah seminar digelar di negara itu untuk mendiskusikan segala prioritas anggaran nasional Timor Leste.
Dalam acara itu, mantan PM dan juga pejabat kharismatik Timor Leste, Xanana Gusmao percaya bahwa, negaranya memiliki uang yang disimpan di Bank New York.
Gusmao juga sangat percaya bahwa, Rancangan Anggaran Negara akan lolos di tingkat parlemen, karena memiliki suara mayoritas.
"Anggaran bisa saja lolos, tapi prosedurnya yang bermasalah," kata Xanan Gusmao.
Dia juga menambahkan, dana perminyakan masih ada.
Tetapi menurutnya, jika pemerintah Taur Matan Ruak memimpin hingga 10 tahun lagi, semua orang akan mati.
Dia mengambil contoh, untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, membayar catering juga tidak tahu bagaimana cara mengelola uang.