"Mereka mengatakan, tidak apa-apa untuk menyelesaikan operasi terlebih dahulu dan acara harus dilanjutkan karena banyak orang diundang," ucap Fatheen.
"Ayah bilang, pesta pernikahan itu berubah menjadi makan malam dan mereka (orang tua Fatheen) memberi tahu para tamu tentang operasi ini," lanjut dia.
Ia merasa sedih karena telah melewatkan pernikahan impiannya.
Namun, Fatheen lebih merasa sedih ketika melihat suaminya sedang terbaring sakit.
Ia pun lebih mengutamakan kesehatan suaminya dibandingkan pesta pernikahan impiannya.
"Yang lebih penting adalah kami menikah, Alhamdulillah."
"Masalah pesta pernikahan, itu bisa dilakukan kapan saja," kata anak tertua dari dua bersaudara itu.
Fatheen tak menyangka jika pesta pernikahan itu berjalan lancar, meski tanpa kehadiran ia dan suaminya.
Ia justru terharu ketika mengetahui orangtuanya menempati pelaminannya dan melayani para tamu undangan.