"Kalo sebelum corona makin meluas seperti saat ini, 1 pickup atau setara 400-600 buah kelapa muda hijau, baru habis total itu selama dua hari jualan," tandasnya.
Dagangannya laris manis, Arifin tetap berbuat kebaikan di tengah pandemi. Ia tak memanfaatkan hal tersebut untuk mencari keuntungan sedikit pun.
Diakui Arifin ia pernah melayani pembeli secara gratis maupun yang uangnya kurang saat laris manisnya jualannya.
"Pas covid-19 di Surabaya ini melonjak, pernah ada pembeli yang kurang bayarnya. Itu karena dia (pembeli) barusan tau harga satu buah kelapa muda hijau kan naik sekarang, yakni 30 ribu.
Tapi ya karena saya ini perna juga susah, ya jadi tidak apa-apa. Cuman saya ingatkan saja lain kali kalo beli lagi segini harganya," cerita Arifin.
Tak hanya itu, Arifin juga pernah melayani pembeli dengan gratis.
"Pernah juga saya gratiskan, gara-gara lupa bawa uang. Ya kalo saya tidak masalah, saya ihklaskan karena beneran lupa, apalagi kondisi sekarang juga banyak orang susah.
Tetapi kalo kesini lagi tidak bawa uang lagi baru tidak boleh, karena kalo sering kan bukan lupa mas," paparnya.
Arifin menambahkan, kalo bagi seorang pedagang kelapa, saat ini adalah waktu yang tepat buat mencari keuntungan.
"Tapi saya tidak berkeinginan untuk melakukan itu. Bahkan, saat harga kulaan kami naiknya banyak pun, kami tetap mengambil langkah menjual kembali dengan harga naik yang relatif rendah," tandasnya.