Saat dikonfirmasi Kompas.com, Kepala Desa Sendangbumen Sutoyo membenarkan video yang viral tersebut.
"Iya (benar), tapi tidak sesuai berita yang beredar," kata Sutoyo, Senin (31/5/2021).
Sutoyo tak menampik adanya prosesi seserahan tersebut.
Acara seserahan itu berlangsung di kediamannya di Desa Sendangbumen pada Minggu (23/5/2021) lalu.
Namun, ia menolak narasi yang beredar di media sosial.
"Begini, kalau tujuan utama saya itu mohon maaf memenuhi adat coro kuno (cara lama). Coro kuno itu begini, (anak) saya lamaran sampai hari H itu kan mundur-mundur karena negara kita saat ini sedang pandemi," ujarnya.
"La niku namung damel (la itu cuma buat) syarat. Jadi berita-berita yang muncul itu tidak benar," lanjut Sutoyo.
Selanjutnya, Sutoyo juga menolak narasi yang menyebut mempelai pria atau menantunya sebagai 'sultan Nganjuk'.
Padahal, menantunya adalah warga biasa yang tengah berdinas di Satuan Sabhara Polres Nganjuk.
"Tidak benar (dinarasikan sultan)," kata dia.
Sutoyo juga menyangkal narasi yang menyebutkan prosesi seserahan pernikahan putrinya melanggar protokol kesehatan (prokes).