Jumlah tersebut turun 48,42 persen dari realisasi di 2019 yang capai Rp 31,39 triliun.
Penurunan pendapatan turut menekan bottom line WSKT.
Kondisi keuangan pun tengah berdarah-darah.
Apalagi jumlah beban pokok lebih besar dari pendapatan yang dibukukan yaitu mencapai Rp 18,17 triliun.
Sepanjang 2020, Waskita Karya mengalami kerugian bersih sebesar Rp 7,38 triliun.
Padahal di tahun sebelumnya, anggota indeks Kompas100 ini, masih membukukan laba bersih sebesar Rp 938,14 miliar.
Beban terus menekan kinerja keuangan lantaran adanya kenaikan beban umum dan administrasi dari Rp 1,32 triliun menjadi Rp 1,66 triliun.
Kemudian beban lain-lain WSKT juga tercatat naik signifikan dari Rp 197,8 miliar menjadi Rp 1,38 triliun.
Per akhir 2020, Waskita Karya tercatat memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp 89,01 triliun.
Liabilitas tersebut didominasi oleh liabilitas jangka pendek yaitu mencapai Rp 48,24 triliun.
Sementara itu jumlah ekuitas WSKT tercatat sebesar Rp 16,58 triliun.
Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, buka-bukaan soal penyebab perusahaan yang dipimpinnya kini terbelit utang yang sangat besar.