"Baru lima hari menggunakan kapal penyedot lumpur di area 90x90 meter, akhirnya ditemukan CVR yang tertimbun lumpur sedalam satu meter dari dasar laut," ujarnya.
Ia menyebut, total kedalaman CVR ditemukan dari permukaan laut sedalam 17 meter.
"Sekitar 16 meter kedalaman dari permukaan laut, setelah digali menjadi 17 meter. Kalau menyelam tidak terlihat, karena tertutup lumpur, ini sebuah mujizat," tuturnya.
Ia menyebut, pencarian CVR menggunakan kapal penyedot lumpur baru pertama kali dilakukan di Indonesia, karena sebelumnya dicari dengan teknik menyelam.
"Belum pernah dilakukan negara lain, ini baru pertama kali," paparnya.
Setelah ditemukan, CVR akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan proses pembacaan data selama tiga sampai tujuh hari.
Setelah itu, kata Soerjanto, pihaknya akan mencocokkan data dengan FDR untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam kokpit pesawat Sriwijaya.
"Tanpa CVR, memang dalam kasus Sriwijaya SJ-182 ini akan sangat sulit menentukan penyebab jatuhnya pesawat," papar .
Namun, Soerjanto tidak dapat mengatakan kapan hasil pembacaan data secara lengkap untuk diumumkan ke publik, terkait penyebab pasti jatuhnya Sriwijaya di Perairan Kepulauan Seribu.
"Kami belum bisa ngomong, tapi FDR sudah kami dapat dan CVR juga dalam keadaan bagus," ucapnya.
Baca Juga: Sudah Tenggelam 2 Bulan, Black Box CVR Lion Air JT-610 Akhirnya Ditemukan