Suar.ID -Ini namanya cinta ditolak ibu bertindak.
Ibu Felicia Tissue, Meilia Lau, sepertinya nggak terima putrinya dicampakkan begitu saja oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi.
Menurutnya, Kaesang Pangarep sudah berjanji akan menikahi putrinya pada 20 Desember 2020 kemarin.
Tapi yang ada malah menghilang dan pamer foto bareng wanita lain.
Kabar putusnya hubungan asmara Felicia Tissue dan Kaesang Pangarep memang sudah beredar sejak beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini pun belum ada konfirmasi dari keduanya terkait kabar ini.
Namun yang pasti, foto Felicia Tissue sudah tidak ada lagi di akun Instagram.
Pun keduanya juga tak saling mengikuti (unfollow) di Instagram.
Hingga kemudian, ibunda Felicia muncul dan angkat bicara terkait hubungan sang anak dengan anak bungsu Jokowi itu.
Dia menyoroti sikap dan perlakuan Kaesang Pangarep terhadap Felicia Tissue.
Baca Juga: Kaesang Pangarep Tiba-tiba 'Hilang' dari Kehidupan Felicia Tissue, Sosok Ini sebut Soal Guna-guna
Dikutip dari unggahan Instagram @meilia_lau, Sabtu (6/3/2021), Kaesang disebut berjanji menikahi Felicia Tissue pada Desember 2020.
Namun, pada Januari 2021 Kaesang disebut menghilang tanpa ada kejelasan.
"Janjimu akan menikah dengan anak saya di bulan Desember 2020. Saya ada buktinya semua yah," ujarMeilia Lau.
"Anak saya menunggu dengan hati setianya. Di bulan Januari tanggal 13 - 2021 katanya dirinya kok kaya aneh."
"Dan dia menghilang! Kami hanya bingung ada apa."
Meilia Lau mengungkapkan, keanehan Kaesang yang menghilang tiba-tiba, disebut Meilia terjawab oleh unggahan akun gosip @lambe_turah.
"Hari ini keanehan itu terjawab oleh postingan @lambe_turah ... ," ungkap Meilia.
Meilia juga mengunggah tangkap layar Instagram story akun @kimberleyneo, teman Felicia di Singapura.
Unggahan akun tersebut mengungkapkan kekecewaannya terhadap Kaesang yang mengakhiri hubungan dengan Felicia dengan tidak baik.
"Bukan hanya di Indonesia saja. Di Singapura pun teman-teman Felicia bisa merasakan ini kelakuan yang sangat tidak etis dan ngga punya etika baik sama sekali."
"Kita sadar bahwa kita beda suku, agama, ras, dan negara. Tapi etika tetaplah etika," ungkap Meilia.