"Cuman kalau kita bicara tentang opini, yang memiliki daya tekan," imbuh Kirdi.
Lebih lanjut, Kirdi menyatakan, kebiasaan masyarakat Indonesia mendengar orang meminta maaf dan membawa nama Tuhan itu menandakan jika orang tersebut sudah menyesal.
"Masyarakat belum ngeh kalau permintaan maaf yang benar itu harus ada subjeknya, siapa yang minta maaf?"
"Misalnya saya, kedua mengenai kepada siapa meminta maaf, ketika apa permintaan maaf," jelas Kirdi Putra.
Berkaca darihal tersebut, Kirdi Putra menyatakan, pernyataan MYD mengenai ujian dari Tuhan merupakan sebuah perkataan yang kerap kali disebut orang ketika bersalah dan meminta maaf.
Bahkan, MYD tak mengatakan secara gamblang subjek yang meminta maaf atas kasus video syur ini.
Dengan demikian, ucapan MYD itu tak memiliki makna yang berarti.
"Kalau saya ditanya ucapan permintaan maaf sudah cukup atau tidak? Ya secara hukum, tidak tetapi untuk menurunkan tensi netizen itu mempengaruhi," terang Kirdi Putra.
Berbeda dengan MYD, Kirdi Putra menyatakan, permintaan maaf Gisel lebih konkrit karena mengungkapkan subjeknya.