"Nggak ada rasa sakit. Aku nggak bisa gerakin badan aku aja, butuh proses banget, jadi kayak anak bayi lagi,"
"Bangun mesti diangkatin, mesti dibantu, belajar jalan, belajar nulis," ujar Juwita Bahar.
Diakuinya, selama dua tahun putri Annisa Bahar itu masih sempat makan nasi secara diam-diam.
Namun lantaran kekurangan karbohidrat, dirinya saat itu hampir tak bisa bertahan.
"Mungkin karena kayak protein sama karbo-nya nggak seimbang, jadi gampang kena virus," pungkasnya.
Juwita Bahar memang mengakui dirinya sempat kurang percaya diri dengan bentuk tubuhnya.
Ia juga mengaku sering dibully dan disebut seperti ibunya.
Namun, seiring berjalannya waktu Juwita akhirnya tampil percaya diri dengan apa adanya.