Suar.ID -Pasangan Anjasmara dan Dian Nitami bisa dibilang sebagai salah satu pasangan selebriti yang patut menjadi contoh.
Bagaimana tidak, selama 20 tahun berumah tangga, keduanya terkesan jauh dari gosip miring dan terlihat akur.
Namun siapa sangka, kisah asmara yang terjalin di antara keduanya ternyata pernah diwarnai oleh adanya perselingkuhan.
Hal tersebut terungkap dalam acara Perspektif Metro TV yang tayang beberapa waktulalu.
Kala itu, pemeran Cecep dalam sinetron ‘Si Cecep’ ini membeberkan fakta bahwa saat melakukan pendekatan, Dian Nitami ternyata sudah memiliki kekasih.
Alih-alih menolak, Dian Nitami justru menerima cinta Anjasmara.
"Pas nyusulin itu kan aku tanya, ‘ini gimana nih, lo kan punya pacar, lo mau pacaran sama gue apa nggak?’, ternyata dia bilang mau,” ujar Anjasmara.
Setelah menerima cinta Anjasmara, Dian Nitami pun tampak tak peduli lagi pada pacarnya.
"Terus pacar lo yang di sana gimana?" ujar Anjasmara menirukan pertanyaannya dulu.
"Udah, diemin aja," ucap Anjasmara menirukan jawaban Dian Nitami.
Akhirnya sepulang dari Australia, Anjasmara dan Dian resmi menjadi sepasang kekasih.
Hubungan itu pun dilakukan secara sembunyi-sembunyi di belakang pacar Dian Nitami.
"Nyatain pacaran tapi sebenarnya, 'aku suka, kamu suka, sudah jangan bilang siapa-siapa, teman tapi mesra'," ungkap Anjasmara.
"Karena aku masih punya pacar," sahut Dian Nitami.
Puncaknya, Anjasmara pun mengaku masih mencari perempuan lain untuk dijadikan pasangan meski telah berpacaran dengan Dian Nitami.
Baca Juga: Ketika Dian Nitami Menyelamatkan Anjasmara yang Tersandung Kasus Foto Bugil 12 Tahun yang Lalu
"Etok-etok (pura-pura) sama yang lain nggak?" tanya Robert selaku host.
"Ya iyalah, cuman gue kan nggak cerita sama dia (Dian)," ungkap Anjasmara.
Duh, ada-ada saja pasangan ini ya!
Dian Nitami Selamatkan Anjasmara yang Sempat Tersandung Kasus Foto Bugil
Tak banyak yang tahu bahwa sekitar 15 tahun lalu, Anjas pernah terjerat kasus hukum foto bugil.
Saat itu, justru Anjas yang sangat bersyukur memiliki Dian sebagai pendamping saat menghadapi kasus yang ramai pada akhir 2005 tersebut.
Seperti apa kisahnya?
Tulisan Kurniasih Tjitradjaja berjudul "Anjasmara Tersangka Pose Telanjang: Berkat Dian Saya Bisa Bernapas Lega" di tabloid Nova nomor 938/XVIII yang terbit pada 19 Februari 2006 ini pantas disimak.
Hampir setengah tahuh lalu, foto pose telanjang'artis Anjasmara Prasetya dan model Izabel Jahja dalam sebuah pameran seni kontemporer bikin geger.
Lalu Front Pembela Islam (FPI) melaporkan mereka dan tim yang terlibat di dalamnya ke Polda Metro Jaya.
Situasi panas itu menjadi mereda setelah Anjas sowan dan meminta maaf ke markas FPI.
Baca Juga: Warganet yang Hina Dian Nitami Minta Maaf, Anjasmara Tak Mau Memaafkan Kecuali....
Tapi, langkah Anjas itu rupanya tidak cukup. Karena Anjas tetap ditetapkan sebagai tersangka.
Anjas dan keluarga kaget bukan kepalang mendengarnya.
Memang, penetapan sebagai tersangka bukan status yang main-main, karena ancamannya hukuman penjara.
Semenjak ditetapkan sebagai tersangka Anjas jadi hati-hati berkomentar.
Baca Juga: Warganet yang Menghina Hidung Dian Nitami Akhirnya Mengemis Maaf pada Anjasmara:
Ditemui wartawan dalam beberapa kesempatan, ia terkesan pelit menjawab.
Namun kepada NOVA, Anjas ternyata mau bicara banyak.
Berikut petikan perbincangan dengan Anjas di kediamannya di Kemang, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Jumat (10/2), tak lama setelah Anjas dan pengacaranya yang baru, Yan Mustafa Amir, menggelar jumpapers.
Baca Juga: Hidung Dian Nitami Diejek Jelek dan Melar, Anjasmara Tuntut Warganet
Selama wawancara berlangsung sang istri dan ibu tercinta, Dian Nitami dan Annie Kusniati, ikut mendampingi Anjas.
Bagaimana perasaan Anda saat ditetapkan sebagai tersangka?
Kaget, syok, terpukul dan sangat- sangat terbebani.
Bukan saya saja yang kaget dengan penetapan status sebagai tersangka.
Istri saya dan banyak pihak yang bertanya, "Kok menjadi tersangka?"
Saya tak kuasa menjawabnya. Karena saya pribadi tidak percaya, kok, bisa jadi tersangka.
Bahkan saya menjadi orang pertama yang jadi tersangka, lalu ke mana yang lain?
Saya belum jelas di mana letak masalahnya dan kesalahan apa yang telah saya perbuat?
Jadi Anda belum mengerti kesalahan yang ditimpakan kepada Anda?
Atas dasar niat dan itikad baik serta menginginkan semua dapat berjalan dengan baik, saya telah meluluskan permintaan pihak pelapor FPI, untuk bertandang ke markas FPI bersama kuasa hukum saya, Ibu Elza Syarief.
Kami melakukan klarifikasi,mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada umat Islam, serta berjanji tidak akan melakukan perbuatan seperti ini lagi.
Perlu saya jelaskan pula, bahwa saya tidak menerima pembayaran atas pekerjaan menjadi model foto itu. Kontrak pun tidak ada.
Penjelasan (fotografer) Davi Linggar ketika pemotretan, foto tersebut hanya akan diperlihatkan pada kalangan terbatas dan tidak akan dipertontonkan kepada khalayak umum.
Dan sewaktu pemotretan berlangsung, saya tidak telanjang, namun masih mengenakan celana dalam.
Hasil dari pemotretan itu pun tidak pernah diperlihatkan ke saya.
Saya baru mengetahui hasilnya setelah televisi meliput pameran itu.
Dari penjelasan itu FPI bisa menerima dan mencabut laporannya. Tapi kok, sekarang saya ditetapkan menjadi tersangka.
Lantas apa yang Anda lakukan dengan beban status tersangka tadi?
Saya menerima niat baik Yan Mustafa Amir, S.H. dari Ail Amir & Law Firm Associates (kuasa hukum FPI) yang bersedia bergabung dengan Ibu Elza Syarief untuk dapat menyelesaikan masalah ini secepatnya dan dengan hasil terbaik.
Alasannya memakai Pak Yan sederhana saja.
Segala sesuatu bila dipikirkan dan dikerjakan oleh banyak pihak, mudah-mudahan akan memperoleh hasil yang lebih maksimal dan lebih baik.
Itu saja alasan melakukan penambahan kuasa hukum untuk sementara ini.
(Sebelum ini memang beredar isu Anjas tidak memakai jasa Elza Syarief lagi).
Bagaimana tanggapan Davi Linggar atau anggota tim yang lain dengan "musibah" yang menimpa Anda?
Pertama kali mengetahui ditetapkan sebagai tersangka, saya langsung menghubungi Davi Linggar.
Dia hanya berkomentar,"Oh,ya. Besok saya juga diperiksa."
Saya kecewa dan kesal mendengarnya.
Sebab dalam pembicaraan sebelum pemotretan berlangsung, Davi memberi segala penjelasan, sampai hal legalitas (pameran, Red). Katanya tidak ada masalah.
Lokasi (pameran) dan undangan katanya benar-benar selektif. Tidak ada kamera pula.
Ketika itu saya pikir pameran akan berlangsung seperti pameran internasional yang pernah saya datangi.
Faktanya, tidak sesuai dengan ketentuan yang ada dan pada akhirnya jadi seperti ini.
Kalau sudah begini, prioritas yang harus diselamatkan adalah keluarga.
Sempat saya diajak bergabung untuk menyelesaikan masalah dengan cara Davi Cs.
Saya keberatan, sebab masalah yang akan saya hadapi dengan masalah yang akan mereka hadapi sudah barang tentu akan berbeda.
Seperti sekarang ini, kalau man bicara jujur, saya adalah model, wayang atau lakon.
Bukan fotografer, bukan pemiiik ide ataupun penggagas dari acara pameran tersebut.
Namun, nyatanya saya yang hanya sebagai model diposisikan sebagai pihak pertama yang dipermasalahkan.
Lalu, kemana pihak yang lain, yang sesungguhnya harus lebih dahulu bertanggung jawab?
Mengapa saya yang model, justru menjadi pihak yang seakan-akan paling dipersalahkan.
Tapi Anda tidak sendirian kan?
Bersyukur saya memiliki Dian Nitami yang sangat-sangat mengerti dan tak hentinya memberi dukungan atas masalah yang tengah saya hadapi ini.
Padahal, kekhawatiran saya justru kepada Dian.
Mengingat Dian baru selang satu minggu melahirkan Arka (Minggu, 29 Januari 2006 Dian baru saja melahirkan anak keduanya, Arka Satya Andipa Asmara.
Menurut Anjas makna nama itu matahari yang setia menyinari asmara).
Baru persalinan sudah mendengar status saya menjadi tersangka. Saya khawatir Dian menjadi stres.
Syukur justru Dian yang lebih tegar.
Dian sangat-sangat dapat memahami kondisi saya yang sesungguhnya menjadi korban, tapi justru menjadi pihak yang tidak henti-hentinya dipersalahkan.
Dengan dukungan Dian, sedikitnya saya jadi dapat bernapas, meskipun belum dapat bernapas secara lega.
Kapan Anda dapat bernapas lega?
Saya baru bisa plong, bila masalah ini sudah benar-benar selesai, artinya, penetapan sebagai tersangka itu tidaklah tepat dan ada pihak yang (akan) memberikan penjelasan bahwa saya tidaklah bersalah.
(Malam sebelum jumpa pers Anjas mengatakan habis merenungkan nasibnya ini.
la membaca Al Quran dan merasakan beratnya cobaan ini.
Kala itu ia mengaku menangis seraya berdoa agar Tuhan memberikan kekuatan untuk melalui cobaan ini.
Paginya, bos rumah produksi Multivision Plus, Raam Punjabi, yang mengontraknya untuk sejumlah sinetron menghubungi.
Sambil memberi dukungan dan meminta bersikap tenang, Raam berkata kepada Anjas, "Ini cobaan hidup. Baru sekali kan? Saya sudah berulang kali ditikam dari belakang, difitnah orang dan banyak lagi" ujar Anjas menirukan perkataan Raam).
Yakin Anda tidak bersalah?
Saya tidak ingin mendahului penyidikan yang telah dilakukan pihak kepolisian saat ini.
Kita lihat bersama saja, hasil pemeriksaan pihak berwajib seperti apa.
Pelajaran apa yang Anda petik dari kejadian ini?
Bahwa mulai sekarang setiap langkah yang akan saya jalankan harus terlebih dahulu dipikirkan masak-masak.
Karena ada sejumlah risiko, dari yang paling baik hingga negatif.
Dan saya pun akan banyak bertanya kepada orang yang ahli di bidangnya untuk memperoleh masukan terhadap langkah yang akan saya jalankan, supaya tidak salah jalan.
Kedua,saya akan lebih berhati-hati lagi dalam mengambil suatu keputusan.
Mengingat saat ini saya sudah tidak sebebas dulu lagi.
Saat ini sudah ada keluarga besar, istri, anak-anak yang sangat saya cintai.
Jadi posisi Anda sekarang merasa terbelenggu, dong?
Sesungguhnya tidak, sebab sebagai manusia biasa sesungguhnya saya ingin menjadi manusia yang bebas.
Saya tidak ingin terbelenggu oleh sejumlah koridor-koridor, karena saya juga punya ide dan keinginan yang harus dijalankan.
Tapi, karena kondisi yang harus dijalankan seperti ini, ya, dijalankan saja.
Kelak bila sudah tiba waktunya, dan anak-anak sudah mapan, mungkin saya baru dapat mewujudkan cita-cita saya dalam menyalurkan ekspresi seni.
Namun kondisi ini tidak sepenuhnya membuat saya tidak kreatif.
Dalam waktu dekat ini saya akan "bikin pameran foto karya jepretan saya. Bentuknya seperti apa, tunggu tanggal mainnya saja, ya. Yang pasti tidak ada unsur pornonya.
Kalau komentar Mama dengan kejadian ini apa?
Mama meminta saya untuk bersabar.
Nasihatnya, saya harus berpikir lebih jauh lagi dalam bertindak, mengingat sudah ada anak saat kini.
(Sang Mama yang sedang menggendong Arka, ikut nyeletuk Katanya, "Tindakan Anjas adalah liku-liku kehidupan yang harus bisa diatasi Anjas sendiri").
(Anjas lantas mengomentarinya). Hanya orang bodoh dan tidak tahu diri yang tidak mensyukuri apa yang telah dimiliki saat ini.