Sumbang 50 Persen Populasi Babi di Bumi, China Harus Rela Memusnahkan Puluhan Ribu Babi demi Hal Ini

Suar.ID - Babi dari China kini sedang menghadapi wabah yang cukup serius.

Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization - FAO - Badan Khusus PBB), yang menjadi ujung tombak upaya internasional untuk mengendalikan virus mematikan babi, kini berencana untuk mengeluarkan rekomendasi bagi pemerintah setelah pertemuan di Bangkok pekan ini.

Filipina pekan lalu memerintahkan larangan sementara pada babi dan produk-produk terkait babi dari China, Rusia dan empat negara Eropa untuk mencegah demam babi Afrika.

"Lebih banyak negara akan mengikuti kebijakan," kata FAO.

Baca Juga: Padahal Sudah Dipanggil 'Daddy' oleh El Barack, Richard Kyle malah Ingin Jessica Iskandar Cari Sosok Pria Lain yang Lebih Baik dari Dirinya

Penyakit virus yang menular yang tidak membahayakan manusia, 100 persen fatal bagi babi, menyebabkan mereka meninggal karena penyakit hemorrhagic dalam beberapa hari.

Puluhan ribu babi telah dimusnahkan untuk mengendalikan wabah di China, yang menyumbang lebih dari separuh babi di muka bumi.

FAO menjadi tuan rumah pejabat pemerintah dan industri daging babi dari seluruh Asia Pasifik pada pertemuan tiga hari yang berakhir pada hari Jumat.

"Pada Jumat ini, kami akan datang dengan kerangka kerja untuk aksi prioritas masing-masing negara," kata Wantanee Kalpravidh, manajer regional Pusat Darurat FAO untuk Penyakit Hewan Lintas Batas, pada hari Rabu.

Baca Juga: Tak Seperti Biasa, Rizky Billar Justru Kesal Dikait-kaitkan dengan Lesty Kejora saat Beli Rumah hingga Tegur Sang Kakak

China telah mendeteksi wabah demam babi Afrika di sebuah peternakan Provinsi Anhui, kasus ke-10 sejak wabah pertama virus mematikan ditemukan lebih dari sebulan yang lalu, kata penyiar negara China Central Television pada hari Kamis.