Menurunnya populasi di Singapura itupun mengejutkan banyak pihak termasuk pemerintah setempat.
Negara yang berbatasan langsung dengan pulau Batam, Indonesia itu mengalami penurunan sebesar 0,3 persen dari total penduduk.
Kini populasi penduduk di Singapura menciut menjadi 5,69 juta jiwa.
Penurunan tajam jumlah orang asing, turun 2% menjadi 1,64 juta, serta penurunan marjinal dalam jumlah penduduk tetap, melebihi peningkatan jumlah warga negara, beberapa di antaranya kembali ke luar negeri saat pandemi menyebar secara global.
"Tren ini sebagian besar disebabkan oleh tantangan terkait Covid-19, yang disebabkan oleh permintaan yang lemah dan pembatasan perjalanan," tulis laporan itu, mengutip hilangnya pekerjaan di bidang jasa, sebuah sektor yang sangat bergantung pada tenaga kerja asing bergaji rendah.
Penurunan populasi di Singapura itu menurun lantaran pandemi virus corona yang mengganggu sektor ekonomi di negara tersebut.
Setidaknya penurunan ekonomi di Singapura itu tercatat antara 5-7 persen untuk tahun ini.
Tetapi pihak berwenang Singapura yang merupakan rumah bagi banyak kantor pusat perusahaan multinasional di Asia, juga telah memperingatkan bahwa perubahan populasi dapat merugikan bisnis.
"Kami harus berhati-hati untuk tidak memberikan kesan yang salah bahwa kami sekarang menutup diri dan tidak lagi menyambut orang asing," kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pidatonya awal bulan ini menanggapi kritik partai-partai oposisi soal kebijakan imigrasi pemerintah yang terlalu kendur.
Populasi non-residen Singapura meningkat lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir, mendorong pertumbuhan populasi di Singapura yang merupakan salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia.
Hal ini telah memicu kekhawatiran yang berulang tentang persaingan untuk mendapatkan pekerjaan dan ketegangan pada infrastruktur publik, yang kembali mengemuka pada pemilu 10 Juli lalu.