Suar.ID -Presenter ternama Ruben Onsu emosi saat melihat Betrand Peto dipalak oleh preman.
Diketahui, Betrand Peto tengah melakukan penyamaran sebagai pejual tisu untuk melakukan sosial eksperimen.
Niat baik Betrand Peto untuk membantu sesama itu pun, didukung oleh sang ayah yang saat itu ikut ke lokasi dan memantaunya dari jauh.
"Luar biasa banget, karena anakku menawarkan diri untuk melakukan sosial eksperimen."
"Mungkin karena dia suka nonton ayah bundanya, jadi dia mencoba terjun langsung untuk membantu orang," ujar Ruben Onsu dari dalam mobil.
Sementara itu, Betrand Peto mulai menawar-nawarkan tisu yang ia jual kepada orang-orang.
"Mas, tisu mas," tawar Betrand kepada pria di pinggir jalan.
Beberapa waktuberselang, belum ada orang yang membeli tisu yang ditawarkan Betrand Peto.
Betrand Peto kemudian memasuki sebuah perkampungan.
Ia menuju warung makan, yang di dalamnya ada orang yang sedang makan.
"Bu, tisunya bu," tawar Betrand.
Namun, ibu tersebut tak mengindahkan tawaran Betrand Peto.
Betrand Peto pun berniat pindah lokasi, untuk mencari orang yang mau membeli tisunya.
Namun, tiba-tiba ada seorang pemuda mengajak Betrand ke sebuh sudut gang.
"Ikut gua, yuk," ajak pria berjaket jeans tersebut.
"Ke mana, bang?" tanya Betrand Peto.
"Sini aja ikut, yok," kata pria tersebut sambil merangkul Betrand Peto.
Melihat anaknya didekati orang asing, Ruben Onsu yang memantau sang putra menanyakan siapa sosok pria yang baru datang tersebut.
"Eh itu, siapa itu cowok? Dari tim apa bukan?" tanya Ruben berbicara menggunakan HT.
"Bukan dari tim gua itu kak, gua gak tau siapa yang nyamperin Onyo," ujar seseorang lewat HT.
Sementara itu, Betrand Peto yang diajak ke tempat sepi oleh pria tadi tampak sedang di interogasi.
Kuat dugaan, pria yang membawa Betrand Peto tersebut adalah preman sekitar.
"Lu bocah mana?" tanya pria tersebut.
"Bocah luar, bang," jawab Betrand.
"Luar mana lu? Kagak jelas lu!" kata preman tersebut.
"Emang kenapa, bang?" tanya Betrand Peto.
"Lu kagak tahu apa? Ini wilayah gua men!" tegas sang preman.
Mendengar itu, Betrand Peto menjelaskan bahwa wilayah yang ia datangi adalah tempat umum.
Namun sang preman tidak terima, ia seolah menunjukan sikap mendominasi pada putra Sarwendah itu.
"Ya ini (jalan) kan umum, bang," kata Betrand Peto.
"Heh siapa sih lu? Bocah tengil kayak gini!" ujar pria tersebut.
Betrand Peto hanya bisa tertunduk.
Ia kembali menjelaskan bahwa tempat tersebut merupakan tempat umum.
Seharusnya siapa saja bisa berjualan di sana.
"Ini kan jalan umum bang," kata Betrand.
"Heh, gue nanya kok lu malah ngegas!?" ujar preman itu nyolot.
Mendengar bentakan sang preman, Betrand Peto menjadi terbata-bata.
"Bukannya ngegas, kan ini saya jualannya bisa.. bisa.." ujar Betrand terbata-bata.
"Bisa apa?" kata sang preman menimpali.
"Bisa semua orang (jualan), bang," sambung Betrand Peto.
Penuh penekanan, Preman tersebut kemudian menjelaskan, bahwa setiap orang yang lewat daerah tersebut harus menyetorkan uang kepadanya.
"Lu lewat sini, lu haru setor sama gua," ujar pria tersebut.
"Jangan bang, ini (uang) buat ibu saya," kata Betrand menggenggam erat lembaran uang di tangannya.
"Udah cepetan sini bayar!" paksa sang Preman.
"Jangan bang, ini kan punya saya, hak saya," ujar Betrand Peto membela diri.
Melihat anaknya diintimidasi oleh preman setempat, Ruben Onsu tampak khawatir.
Melihat cara preman tersebut memalak anaknya, Ruben Onsu emosi.
"Tuh kan anak gue jadi dipalak kan!" seru Ruben Onsu di dalam mobil.
"Gue enggak terima anak gue diginiin nih!" ujar Ruben penuh Amarah.
Ruben Onsu kemudian menghubungi tim yang memantau Betrand Peto.
"Wahid lu di mana sih, Hid? Koordinasinya tolong dong!" kata Ruben.
Di sisi lain, sang preman yang geram karena Betrand Peto melawan, kamudian merampas secara paksa uang dalam genggaman Betrand.
"lu ngelawan, udah sini!" ujar preman tersebut sambil merampas uang di tangan Betrand Peto.
Betrand Peto tak bisa lagi membela diri, uangnya kini telah berpindah tangan ke preman.
Ia tampak tertunduk lesu, dan menatap punggung preman yang pergi meninggalkannya begitu saja.
Ruben Onsu yang melihat kejadian tersebut sontak panik, dan meminta seseorang dari tim segera menemuinya di mobil.
"Wahid lu ke mobil gue deh, Hid! Kalau enggak gue turun dari mobil nih," kata Ruben Onsu kalang kabut.
Pria yang dipanggil Wahid itu pun menghampiri mobil Ruben Onsu.
"Lu gimana sih, si Onyo dipalak!" ujar Ruben Onsu marah-marah.
Wahid menjelaskan bahwa ia tidak mengira, Betrand Peto akan mengalami kejadian seperti ini.
"Gue enggak ngira kak, tadi kan gue udah clear-in tempat juga," terang Wahid.
"Kacau lu, ya berarti masih belum aman, tahu gitu kan kita pindah tempat dulu Hid!" cecar Ruben Onsu.
Wahid kembali menjelaskan, bahwa sebelumnya ia sudah memastikan, bahwa daerah tersebut aman untuk dijadikan lokasi sosial eksperimen.
"Lu make sure terus, tapi kejadiannya kayak begini, kejadian depan mata gue, gue turun enggak boleh!" omel Ruben Onsu.
"Lu ngerasain deh kalau jadi orangtua kayak gimana," lanjutnya.
Ruben Onsu pun mengungkapkan, bahwa ia tidak ingin kejadian tersebut sampai terjadi lagi.
Ia tidak ingin terjadi hal-hal yang bisa mencelakai Betrand Peto.
"Kena (sampai) anak gua ada apa-apa di badannya, kelar lo semua ya," ujar Ruben Onsu.
(Tribun Jakarta)