"Dan itu dalam sampai nembus paru-paru, jantung, kan enggak mungkin dia mau nyabut (pisau) terus pindah lagi ke leher."
"Dan sebaliknya di leher kan juga dalem juga, apa ada orang bunuh diri seperti itu? Kan logikanya begitu, itu yang bikin saya janggal," tutur Turinah.
"Yang kedua kenapa jasadnya bisa serapi itu? Kalaupun dia bunuh diri posisinya enggak serapi itu, berantakan atau gimana."
"Namanya kesakitan atau gimana enggak mungkin serapi itu posisi telungkup, kaki masih lurus serba lurus, posisi badan di bawah jasadnya ada pisau."
"Enggak mungkin dia habis bunuh diri dia rapihin tuh pisau dan taruh di bawah jasadnya, enggak mungkin," sambungnya.
Kejanggalan lain dirasa akibat tak adanya bercak darah yang terlihat membanjiri tubuh almarhum, termasuk pada pakaian dan perlengkapan yang dibawanya.
Sebab, kata Turinah, sang ayah, Suwandi (46), memastikan kondisi tubuh, pakaian, maupun perlengkapan yang dibawa Yodi Prabowo tak satu pun terdapat bercak darah.
"Kalau bunuh diri pasti enggak karuan, dia (almarhum) sempat-sempatnya naruh pisau di bawah tubuhnya terus ditidur rapi begitu, enggak mungkin."
"Dan begitu darahnya juga enggak ada di situ bapaknya melihat, darahnya gumpal saja di lukanya."
"Dia di TKP itu enggak berserakan darahnya, kalau bunuh diri kan seharusnya dia mandi darah atau segala macam, ini enggak."
"Meski diguyur hujan pasti di badan-badannya dia, di helm segalam macam baju itu pasti ada darah."