Padahal, anggaran kesehatan yang sudah dianggarkan pemerintah sekitar Rp 75 triliun baru cair sebesar 1,53 persen.
Selanjutnya penyaluran bantuan sosial untuk rakyat serta stimulus ekonomi bagi dunia usaha juga belum optimal.
Jokowi kembali mengingatkan para menteri bahwa mereka harus bekerja ekstra keras di masa krisis ini.
Ia juga memberi ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.
"Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle, sudah kepikiran ke mana-mana saya," ucap Jokowi.
Adapun Kepala Badan Komunikasi Strategi DPP Partai Demokrat, Ossy Dermawan mempertanyakan mengapa video tersebut baru dipublikasikan kepada publik 10 hari setelah kejadian.
Ossy mengatakan, sikap Presiden Jokowi yang jengkel dengan kinerja para menteri adalah urusan dapur dan internal kepala negara dengan jajaran kabinetnya.
Oleh karena itu, Ossy menyebutkan, tidak heran bahwa banyak pihak yang berpendapat video itu adalah upaya Presiden Jokowi menutupi kegagalan bawahannya sekaligus sebagai sebuah pencitraan.