Pasalnya, kejadian seperti ini baru sekali ini terjadi.
Masyarakat tidak memiliki pengalaman menghadapi penyebab kematian misterius hewan ternaknya.
Jika pun sebelum-sebelumnya ada gangguan dari hewan lainnya, hanya sebatas monyet.
Namun demikian, lanjut dia, pasti ada jejaknya. Begitu halnya dengan harimau, pasti ada jejak dan tidak hanya mengambil sedikit isi perut dan menghisap darahnya seperti yang terjadi saat ini.
"Hanya kelihatan jejak cakarannya di pohon, ternak itu hanya dihisap darahnya dan sedikit bagian dalamnya dimakan. Kalau harimau, kan habis dimakan, ini tidak. Ini dagingnya tak dimakan, ceceran darah ada tapi tidak banyak," katanya.
Menghisap darah, makan sedikit isi perut, lalu tinggalkan bangkainya
Menurutnya, berdasarkan cerita nenek moyang, kejadian-kejadian serupa disebabkan oleh homang, atau siamang, yang suka mengambil anak kucing untuk dibawa ke dalam hutan.
Namun demikian, yang membuat penasaran, sesuatu yang menyerang ternak warga ini membingungkan karena menghisap darah dan meninggalkan bangkainya.
"Karena itu saat ini, kita bersama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, TNI dan Polri, serta masyarakat kita lakukan perburuan, setiap hari berburu mencari hewan kalau lah itu hewan," katanya.
Selain melakukan perburuan, tim gabungan itu juga memasang CCTV (camera trap) dan jebakan-jebakan di beberapa titik.