Salah satu kekhawatiran terbesar Israel adalah gagasan bahwa kekuatan nuklir (Iran, Pakistan, atau Korea Utara, mungkin) mungkin memberikan atau menjual senjatanya kepada organisasi non-pemerintah.
Misalnya kepada Hamas, Hizbullah, atau kelompok teroris lain yang serangannya lebih sulit dihindari.
Dalam skenario seperti itu, Israel mungkin mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir untuk mencegah serah terima nuklir dari negara-negara musuhnya itu.
Kenapa harus nuklir? Alasan terbesar adalah untuk memastikan keberhasilan pemogokan.
Baik perangkat itu sendiri maupun orang-orang yang menangani perangkat itu akan menjadi target penting, dan serangan nuklir akan memastikan kehancuran yang lebih efektif.
Namun, penggunaan senjata nuklir secara aktif terhadap organisasi non-pemerintah mungkin memandang dunia sebagai pembunuhan yang berlebihan.
3. Kekalahan Konvensional
Gagasan bahwa Israel mungkin kehilangan kekuatannya dalam perang konvensional tampaknya konyol sekarang.
Tetapi asal-usul program nuklir Israel terletak pada ketakutan bahwa negara-negara Arab akan mengembangkan keunggulan militer yang mengancam.
Kita dapat membayangkan beberapa skenario, yang sebagian besar melibatkan peningkatan permusuhan antara Israel dan negara-negara tetangganya yang lebih toleran.
Revolusi lain di Mesir dapat dengan mudah menulis ulang persamaan keamanan di perbatasan selatan Israel.