Follow Us

WHO dan Jokowi Beberkan Virus Corona Mungkin tak akan bisa Hilang, Pakar Jelaskan Bagaimana Cara Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Ervananto Ekadilla - Minggu, 17 Mei 2020 | 13:00
Begini cara hidup berdampingan dengan virus corona.
Pixabay

Begini cara hidup berdampingan dengan virus corona.

Suar.ID - Wabah virus corona sudah menyebar di seluruh dunia lima bulan belakangan ini.

Tentunya hal ini merubah banyak hal dalam kehidupan sehari-hari warga di seluruh dunia.

Covid-19 bahkan sudah menelan banyak korban jiwa.

Bahkan penyebaran virus corona yang sangat cepat ini membuat WHO menetapkam kondisi ini sebagai pandemi global.

Banyak pemerintah dari berbagai negara menerapkan berbagai cara untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Baca Juga: Jerinx Gembar-Gembor soal Teori Konspirasi Covid-19, Aktor Ganteng Ini Berikan Sindiran Pedas: Imajinasi adalah Salah Satu Cara untuk Bertahan Hidup

1. Dampak Virus Corona

Dampak yang muncul pun mulai dirasakan.

Tak hanya terkait dengan kesehatan, tetapi juga ekonomi.

Menyadur dari BBC, Sabtu (16/5/2020), pengangguran di Amerika Serikat disebutkan mencapai 33,3 juta orang atau sekitar 20 persen dari semua tenaga kerja di AS.

Pengangguran ini terjadi akibat gelombang PHK di AS selama pandemi virus corona.

Di Indonesia pun kondisinya hampir sama.

Diberitakan Kompas.com, 2 Mei 2020, Wakil Ketua Umum Kadin, Suryani Motik mengatakan, berdasarkan data yang ia miliki, jumlah pengangguran sudah bertambah lebih dari 10 juta karena dampak Covid-19.

"Data unemployment dari pemerintah, per hari ini baru 2-3 juta orang."

"Kenyataannya di lapangan lebih dari itu, saya yakin sudah puluhan juta," ujar Suryani.

Pemerintah mempersiapkan sejumlah skenario untuk penyelamatan ekonomi masyarakat, dengan mempertimbangkan situasi yang tak lagi sama saat wabah virus corona.

Baca Juga: Jokowi Minta Rakyat Indonesia untuk Berdamai dengan Virus Corona, Rocky Gerung Geram dan Suruh Para Menteri Jokowi untuk Meminta Maaf pada Gubernur Ini: Sudah Mumet dan Muak Lihat Kelakuan Kabinet

2. New Normal Life

Tribun Jakarta

Pada Kamis (14/5/2020), Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau meminta warga Kanada menyesuaikan diri dengan “normal baru” atau new normal life.

Ia menyebutkan, berbagai kebiasaan perilaku perlu dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini.

“Kita harus menyadari hal-hal akan berubah di dunia ini, bahkan setelah pandemi berakhir, bahkan setelah ada vaksin," kata Trudeau, seperti diwartakan Reuters.

“Covid-19 akan menjadi salah satu hal yang membuat perubahan dalam masyarakat kita, akan ada penyesuaian,” ujar dia.

Berbagai wilayah di Kanada kini telah memulai kembali kegiatan ekonomi dengan berbagai pembatasan yang tetap berlaku.

Baca Juga: Bukan Kabar Baik, Jokowi sebut Virus Corona tak akan Pernah Hilang, Minta Rakyat Indonesia Berkompromi dan Hidup Berdampingan

3. Kebiasaan Baru

Bersiap menghadapi perubahan pasca-pandemi juga disampaikan sejumlah ahli di seluruh dunia.

Pakar perjalanan dan pakar kesehatan menyebutkan, akan ada perubahan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, cara mereka bersosialisasi, dan melakukan perjalanan ke berbagai tempat.

Ke depannya, kita akan terbiasa melihat orang-orang mengenakan masker.

Kesadaran menjalankan pola hidup sehat juga diprediksi akan terbentuk pasca-pandemi.

Baca Juga: Postingan Pria yang Gajinya 20 Juta Dipotong Setengah Ini Viral, Ngaku Tak Cukup Untuk Hidup Sebulan dan Malah Minta Bantuan Sosial, Begini Isi Curhatnya....

4. Perilaku Baru

Dok. Tribun Mataram

Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, diperlukan cara hidup baru setelah ini.

Perilaku baru itu di antaranya menyediakan lebih banyak tempat cuci tangan di tempat umum, tetap menghindari kerumunan, penggunaan masker saat beraktivitas, dan lain-lain.

Untuk mencegah adanya gelombang baru virus corona, menurut dia, harus terus dilakukan tes, isolasi, dan tracing meski angka kasus Covid-19 telah menurun.

“Pokoknya supaya jangan terjadi lonjakan kasus lagi, yang kita harapkan tak terjadi gelombang dua, tiga, atau empat, supaya tak muncul klaster-klaster baru," kata dia.

Di Wuhan, China, meski penguncian telah dibuka, kehidupan normal yang berjalan tak bisa kembali seperti saat sebelum adanya virus corona.

Melansir New York Times, otoritas lingkungan terus mengatur kedatangan dan kepergian orang-orang.

Warga dapat pergi setelah mengunduh aplikasi yang disediakan pemerintah sehingga pergerakannya terpantau.

Aplikasi itu memuat alamat rumah mereka, perjalanan yang dilakukan, dan sejarah medis untuk melihat apakah mereka memiliki risiko penularan virus corona.

(Kompas.com/ Nur Rohmi Aida)

Source : Kompas.com, Reuters, New York Times, BBC

Editor : Suar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular