"Tembus 30k followers gw bakal nyerahin diri ke kepolisian," imbuhnya.
Dalam teks yang ditulisnya, Ferdian mengaku tidak bermaksud pansos (panjat sosial) atau apapun. Dia pun mengatakan sedang jatuh dan tidak tahu harus berbuat apa.
"Intinya tembus 30k followers gw bakal langsung nyerahin diri ke kepolisian," tutupnya.
Namun, akun Intagram terebut telah hilang.
Apa kata psikolog?
Berkaitan dengan permintaan maaf bersyarat yang dilakukan Ferdian, psikolog klinis Linda Setiawati dari Personal Growth angkat bicara.
Linda mengatakan, jika dilihat dari perilaku meminta maaf, orang meminta maaf secara tulus karena menyadari kesalahannya dan mengambil tanggung jawab sepenuhnya atas tindakan dan dampak tindakan tersebut.
"Ada penyesalan dalam permintaan maaf yang tulus dan janji bahwa kejadian itu tidak akan terulang lagi, bukan malah disertai dengan syarat atau embel-embel tertentu," kata Linda kepada Kompas.com, Selasa (5/5/2020).
Linda mengatakan, ketika meminta maaf disertai dengan embel-embel atau syarat, maka bisa saja berarti individu tersebut belum sungguh-sungguh sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan dan tulus meminta maaf.
Dalam kasus ini secara khusus, Ferdian menuliskan bahwa ia akan menyerahkan diri ke kepolisian jika followers tembus 30k.
"Karena setiap tindakan memiliki arti, maka dari sini terlihat bahwa 30k followers memiliki arti penting bagi dirinya dan bisa saja dinilai memberikan keuntungan kepadanya sehingga ia mau melakukan tindakan tertentu (menyerahkan diri ke polisi)," ungkap Linda.