Ternyata A tidak menunjukkan penyesalan atas tindakannya, justru sebaliknya, dia malah menyalahkan keluargaKimkarena membiarkannya membaca "buku-buku seperti itu" di sekolah.
Dia juga memberikan pembelaannya dengan mengatakan kepada pengadilan bahwa "selama bertahun-tahun mengajar di sekolah, Kim adalah orang pertama yang mengambil nyawanya sendiri setelah dikonfrontasi".
Kalimat itu memicu perdebatan sengit di media sosial Korea Selatan.
"Itu bukan mengajar, itu menggunakan posisinya sebagai guru untuk menjadi kasar dan kejam," komentar seorang netizen.
"Buku itu tidak mesum. Itu PG-15. Jadi tidak ada yang salah dengan Kim yang membaca buku itu. Paling-paling, Kim seharusnya mendapat masalah karena membaca di kelas. Saya tidak bisa mengerti mengapa guru itu bereaksiseperti psikopat," kata netizen yang lain.
Kasus Kim Gun Woo sekali lagi menarik perhatian pada isu-isu sensitif seperti mempermalukan siswa dan hukuman fisik tidak hanya di sekolah-sekolah Korea Selatan, tetapi di seluruh dunia. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)