"Witir adalah hak setiap muslim, siapa yang lebih suka witir lima rakaat, maka kerjakanlah, dan barang siapa yang lebih suka witir satu rakaat, maka kerjakanlah," sabda Nadi Muhammad SAW sperti diriwayatkan oleh Abu Daud dan Nasa'i.
Seperti disebut di atas, niat sholat witir tergantung dengan jumlah rakaat yang hendak kita jalankan.
Secara umum, niat sholat witir sebagai berikut:
Ushallii sunnatal-witri tsholatsa’raka’atin mustaqbilal qiblati [makmuuman / imaaman] lillaahi ta’aalaa.
Yang artinya: “Saya (berniat) mengerjakan sholat witir, tiga rakaat dengan menghadap kiblat, [makmum / imam], karena Allah Ta’ala".
Nah pada kalimat tiga rakaat di atas bisa diganti satu, lima, tujuh, sebelas, dan seterusnya.
Niat sholat witir saat Ramadan dan di luar Ramadan
Kembali lagi, secara harafiah, sholat witir bermakna sholat yang ganjil, yang bilangan rakaatnya ebanyak satu, tiga, lima rakaat, dan seterusnya hingga sebelas rakaat.
Jika di bulan-bulan biasa sholat witir dikerjakan sendiri, di bulan Ramadhan sholat witir mendapat perlakukan khusus.
Dia dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah, sebagai penutup sholat tarawih.
Hal ini akur dengan keterangan dari Syekh M Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain berikut ini, yang artinya:
"Salah satu jenis sholat sunnah yang tidak dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah adalah sholat (witir) di luar. (Jumlah minimal sholat witir adalah satu rakaat). Tidak makruh mengerjakan sholat witir hanya satu rakaat menurut pendapat yang muktamad, tetapi memang khilaful aula [menyalahi yang utama]. Jumlah sempurna minimal sholat witir adalah tiga rakaat. Lebih sempurna dari itu adalah lima rakaat, kemudian tujuh, kemudian sembilan. (Jumlah maksimal sholat witir adalah sebelas rakaat), ini puncak kesempurnaan sholat witir. Tidak sah sholat witir lebih dari itu [sebelas rakaat]."