Pernyataan tersebut dia sampaikan menanggapi keputusan Pemerintah melarang warga mudik Lebaran dalam rangka pencegahan meluasnya pandemi corona.
Sani berpendapat, soal larangan warga mudik berlebaran ini, pemerintah tidak bijak.
Keputusan yang diambil cenderung tidak terukur, terutama soal aturan mudik.
"Ini persoalannya bagaimana cara mereka mengawasi, banyak angkutan yang melayani tidak dari terminal, apa bisa mereka (pemerintah)?" ujarnya.
Belum lagi ada jutaan pekerja yang bergantung hidup dari transportasi bus, Sani juga mempertanyakan bagaimana nasib mereka atas kebijakan Pemerintah yang satu ini.
Sani menegaskan, paling tidak saat ini ada sekitar 1,3 juta pekerja angkutan darat yang resah mendengar kabar mudik dilarang.
"Okupansi (bus antarkota) sekarang semakin tertekan menjadi 10 persen dari kapasitas penuh, artinya tinggal 130 ribu pekerja angkutan yang masih aktif, sisanya dirumahkan," jelasnya.
Dia menyatakan, kondisi lebih buruk dirasakan bus pariwisata yang memang sudah mencandangkan armadanya sejak Februari 2020.
(Tribun Otomotif)