"Yang menentukan (harga) adalah wajah korban, bentuk tubuh dan layanan.
Itu yang membedakan tarif yang diberikan oleh para tersangka kepada pelanggannya," tambah Iwan.
Hasil penyelidikan, dari 600 orang perempuan yang jadi korban dalam kasus tersebut, memiliki latar belakang profesi yang berbeda.
"Ada yang pekerja kantor, SPG freelance, dan Mahasiswi," tandas Iwan.
Dijajakan via online dan tidak hanya menjangkau kota Surabaya
Jasa plus-plus yang dijajakan para muncikari melalui prostitusi online tak hanya menjangkau kota Surabaya saja.
Lisa Semampow, salah satu muncikari yang sudah setahun menggeluti bisnis hitam itu mengaku bisa mendatangkan perempuan untuk layani pria hidung belang di berbagai kota seperti, Semarang, Bandung dan Jakarta selain Surabaya.
Artikel ini telah tayang di Wiken.ID dengan judul: 6 Fakta Kasus Prostitusi Online di Surabaya, Dijajakan Via Online Hingga Ada Katalog Berisi SPG Sampai Mahasiswi