"Saya sebenarnya bukan menentang, ya nggak setuju poligami, karena kalau menentang itu menentang agama, tapi saya juga tidak bilang setuju, tergantung kalau si suami bisa membagi hartanya dengan adil," ungkap Five Vi.
Five Vi bahkan menyesal karena telah mau dipoligami oleh seorang lelaki.
"Dulu aku pikir nasib janda itu dipoligami ya, tapi nggak jaminan yang saya bilang tadi,"
"Kemarin kan begitu, tapi kalau dulu saya orientasinya bukan harta ya, dia menawarkan diri mau balikin anak saya jaminannya, nanti aku dilindungi, dirumahin, yang penting aku hidup sama anak ku, ternyata enggak," imbuh Five Vi.
Dari pernikahan singkatnya, Five Vi merasa harga dirinya diinjak-injak dan tak mendapat apapun.
"Dan nggak dikasih apa-apa loh, harapannya anak ku balik, dulu pengalaman dengan poligami itu gagal, aku pikir bakal mengangkat derajatku, eh derajatku malah diinjek-injek," ucap Five Vi.
Lama menjadi seorang janda, Five Vi merasa masih sedikit trauma dengan kekerasan yang pernah dialaminya saat berumah tangga.
"Aku fokus ke anak-anakku, jadi nggak sadar dengan kesendirianku,"
"Trauma pasti ada, kalau hubungan sama orang suka kebayang digebukin, ngomong dikit, dipukul, disiram," ungkap Five Vi.
Meski trauma mengalami kekerasan dalam rumah tangga, Five Vi saat ini sangat ingin menikah dengan orang yang tepat.