Follow Us

Pelajaran dari Italia yang kini Menjadi Pusat dari Penyebaran Virus Corona di Dunia bahkan Melebihi China dengan 3.400 Penduduknya Meninggal Dunia akan Betapa Pentingnya Mekanisme Social Distancing yang Diterapkan Pemerintah Indonesia

Ervananto Ekadilla - Sabtu, 21 Maret 2020 | 06:30
Inilah alasan pentingnya Social Distancing.
Pixabay

Inilah alasan pentingnya Social Distancing.

Suar.ID - Wabah virus corona menjadi catatan kelam sejak awal tahun 2020.

Virus yang pertama kali muncul di Provinsi Wuhan China, itu membuat semua orang khawatir.

Virus corona jenis baru, SARS-CoV2, telah menginfeksi lebih dari 200.000 orang di 152 negara dalam waktu kurang dari tiga bulan.

Ketika tren infeksi di China terus mengalami penurunan, angka terinfeksi di negara-negara lain justru mengalami lonjakan.

Baca Juga: Nia Ramadhani Tiba-tiba Membentak Suaminya Gara-gara Virus Corona: Jadi Ibu-ibu Tuh Enggak Bisa Istirahat... Ah Aku Pusing!

Italia dan Iran menjadi dua negara dengan jumlah kasus terbesar di luar China serta belum menunjukkan penurunan tren infeksi hingga saat ini.

Sejumlah penelitian di berbagai negara terus dilakukan untuk menemukan berbagai cara penularan virus corona.

Dengan demikian, bisa dilakukan upaya pencegahan dan penanganan virus corona.

Baca Juga: Orang Indonesia Memang Lain dari yang Lain, Ada yang Dalam Perawatan Virus Corona Justru Jadi Tontonan, Bener-bener Nggak Ada Takut-takutnya!

Pelajaran dari Italia dan pentingnya social distancing

Oleh karena itu, social distancing diyakini menjadi salah satu cara efektif untuk menekan angka penyebaran, meski tak bisa menghilangkan virus.

Apa sih social distancing?

Social distancing adalah menjaga jarak dengan menghindari kerumunan, pertemuan publik, dan tak mendatangi pertemuan dalam kelompok besar.

Baca Juga: Viral di Media Sosial Petugas Kesehatan dengan Pakai Tempur Lengkap Tetap Laksanakan Salat di Tengah Tugas Selamatkan Pasien Virus Corona, Doa pun Mengalir Deras untuknya

Artinya, ada ruang yang cukup antara satu orang dengan orang lain sehingga menghilangkan rute transmisi virus.

Setiap orang diingatkan menerapkan social distancing agar tak terjadi kasus seperti di Italia.

Tak ada yang mengira bahwa Italia kini menyumbang 15 persen dari total infeksi di dunia dengan 31.500 kasus dan 2.500 di antaranya meninggal dunia.

Setelah mendeteksi tiga kasus pertama yang menimpa dua turis China pada akhir Januari 2020, Italia menjadi salah satu negara pertama yang menutup jalur transportasi dengan China.

Baca Juga: Dinyatakan Positif Corona, Artis Cantik ini Hanya Minum 2 Suplemen ini, Hasilnya Benar-benar Bikin Terkejut, Tapi Kok Dia Justru Bikin Peringatan

Bahkan, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte kala itu mengklaim bahwa sistem pencegahan Italia paling ketat di Eropa.

"Sistem pencegahan yang diberlakukan Italia adalah yang paling ketat di Eropa," kata Conte, dilansir dari Guardian.

Tanpa disadari, virus itu justru telah menyebar di bagian utara Italia melalui penyebaran lokal yang dimungkinkan terjadi sejak pertengahan Januari.

Kesalahan protokol dalam penanganan juga menjadi biang meluasnya virus corona di Italia.

Baca Juga: Terungkap Golongan Darah O Paling Kebal Terkena Virus Corona, Sedangkan Golongan A Paling Beresiko, Begini Penjelasan Medisnya...

Hal itu terkait siapa saja yang harus diuji, apakah orang dengan riwayat pergi ke China atau semua orang.

Pada 18 Februari 2020, seorang lelaki berusia 38 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China jatuh sakit di Codogna.

Ia melakukan kontak dengan dokter dan sempat mengunjungi rumah sakit beberapa kali, tetapi tak menunjukkan gejala Covid-19.

Pria tersebut tidak didiagnosis sampai 20 Februari 2020.

Baca Juga: UPDATE: 32 Orang Meninggal karena Virus Corona, yang Positif Jadi 369

Saat itu, ia telah menginfeksi lima petugas kesehatan serta setidaknya satu rekan pasien, selain istri dan temannya yang tengah hamil.

Seorang perawat dari rumah sakit mengatakan kepada Reuters bahwa ia curiga penyakit itu telah beredar beberapa hari sebelumnya.

"Setidaknya satu minggu sebelum kasus pertama ditemukan, kami telah mengamati jumlah kasus pneumonia yang tidak normal," kata perawat itu.

Profesor di London School of Hygiene and Tropical Medicine Adam Kucharski mengatakan, penyebaran awal virus corona di Italia menunjukkan kemampuannya untuk menjadi wabah serius dalam waktu sangat singkat.

Baca Juga: Usai Kunjungan Kerja dari Lombok, Anggota DPRD Blora ini Malah Ngamuk dan Menolak Diperiksa Terkait Penyebaran Virus Corona: Ini DPR Bukan Anak Gembala, Pakai Aturan!

"Pesannya adalah, jika Anda memiliki transmisi yang tidak terdeteksi dan tidak dianggap serius, hal itu akan sangat cepat menyebar dan membebani layanan kesehatan Anda.

Anda perlu mendeteksi wabah sedini mungkin," kata Kucharski.

(Tribun Jakarta)

Source : Reuters, Guardian, Tribun Jakarta

Editor : Ervananto Ekadilla

Baca Lainnya

Latest