"Enggak masalah sih dibatasi, tapi armadanya jangan cuma satu bus, apalagi jedanya 20 menit sekali. Yang ada penumpukan penumpang dan malah makin nempel-nempel tuh manusia satu dan manusia lainnya. Kalau pun 20 menit sekali, busnya nambah jadi 2 atau 3. Apalagi di halte yang besar," kata dia.
Pengguna transjakarta lainnya, Filda Ningsih juga merasa keputusan transportasi ini kurang tepat.
Apalagi di jam-jam sibuk seperti jam pergi dan pulang kantor membuat penumpang justru berdesak-desakan.
"Ini hari Senin dan jam pergi kantor loh. Enggak semua perusahaan sudah punya kebijakan work from home. Jadi harusnya beroperasinya justru seperti biasa," ungkap Filda.
Karyawati salah satu perusahaan ini menuturkan, penumpang di halte transjakarta Lebak Bulus justru berdesak-desakan dan potensi tertular virus corona makin besar.
"Yang diinginkan pemerintah kan kita harus jaga jarak untuk mencegah corona, lah kalau kayak begini malah bikin makin rentan corona," kata dia.
Diketahui, mulai 16 hingga 30 Maret 2020, layanan bus transjakarta hanya akan melayani 13 rute.
Dalam kurun waktu itu pula, transjakarta memberhentikan sementara layanan AMARI (Angkutan Malam Hari).
"Untuk Senin besok 16 hingga 30 Maret 2020 layanan transjakarta hanya beroperasi di 13 rute dengan headway 20 menit dengan waktu operasional mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Ini berarti seluruh layanan non-koridor (Non BRT), Royaltrans dan Mikrotrans ditiadakan," kata Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta Nadia Diposanjoyo dalam keterangannya, Minggu (15/3/2020).