Sedangkan ia sendri berada di Kupang bersama neneknya.
"Papa sempat kasih aku pegang kosan, itu pas SMA kelas dua," ucapnya.
"Jadi aku minta hadiah kos-kosan, biar jajannya dari situ aja. Gitu sih dulu penawarannya sama papa," kenangnya.
"Dari situ ngurus kosan, bayar listrik, bayar airnya, kontrol keluar masuknya uang, tapi gak dikasih uang jajan lagi sama sekali," jelasnya.
"Jadi uangku ya uang dari hasil kos-kosan itu," tandasnya.
Ketika itu, Marion Jola mengelola kos-kosan dengan jumlah 8 kamar.
Sewa per kamar ini dipatok dengan harga yang sama yaitu Rp 250 ribu per kamar.
Sehingga dalam sebulan Marion Jola bisa mendapat uang sebanyak Rp 2 juta.
Tapi itu semua masih dibagi lagi untuk membayar listrik, air, dan juga menggaji seorang pria yang dipercaya untuk menjaga kos-kosan tersebut.