Para siswa pun tak ada yang mengaku memiliki kantong itu. Pendamping tersebut langsung menyendok dan menyuapkan kotoran itu ke dalam mulut para siswa.
Puluhan siswa itu pun terpaksa menerima perlakuan itu tanpa perlawanan.
Aksi itu terbongkar karena salah satu siswa bercerita kepada orangtuanya.
Cerita itu lalu disampaikan orangtua tersebut kepada pihak sekolah melalui grup WhatsApp sekolah.
Martinus, salah satu orangtua murid kecewa terhadap perlakuan pendamping asrama tersebut.
"Menurut saya, pihak sekolah beri tindakan tegas bagi para pelaku. Yang salah ditindak tegas. Bila perlu dipecat saja," ujar Martinus.
Martinus memutuskan memindahkan anaknya dari Seminari BSB Maumere.
"Biar pindah dan mulai dari awal di sekolah lain saja," kata dia.
Martinus mengatakan, secara psikologis anak-anak yang mendapat perlakuan kotor dari pendamping pasti terganggu jika terus bertahan di sekolah itu.
Saat berita awal diturunkan, pihak Seminari Bunda Segala Bangsa masih menggelar rapat dengan orangtua siswa untuk membahas hal ini dan enggan berkomentar saat diwawancarai awak media.
Baca Juga: Jakarta Banjir Lagi, Anak Indigo Ini Ramal Indonesia Akan Dilanda Bencana Bertubi-tubi di Tahun 2020