Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Menhan Malaysia Ejek Pesawat Buatan Indonesia, seakan Lupa, dulu Senapan Buatan Negeri Jiran jadi Bahan Tertawaan Dunia Internasional

Ervananto Ekadilla - Selasa, 28 Januari 2020 | 16:00
Diskusi Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia di kantor PBNU, Sabtu (25/1/2020) dan pesawat CN 235-220
Kolase Kompas.com

Diskusi Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia di kantor PBNU, Sabtu (25/1/2020) dan pesawat CN 235-220

Suar.ID -Baru-baru ini, Menteri Pertahanan (Menhan) Malaysia, Mohamad Bin Sabu bercerita mengenai pesawat buatan Indonesia.

Melansir daridari Kompas.com pada Senin (27/1/2020),Sabu berkata bahwa dia sengaja menumpang pesawat buatan Indonesia dalam perjalanannya ke Jakarta.

Biasanya, perjalanan dari Malaysia ke Jakarta hanya ditempuh selama dua jam.

Namun, Sabu mengatakan bahwadengan pesawat buatan Indonesia, dirinya menjadi lebih lama untuk sampai ke tujuan.

Baca Juga: Menyayat Hati, Beberapa Minggu Sebelum Kecelakaan Pesawat, Putri Kobe Bryant sempat Pamerkan Skillnya Bermain Bola Basket dengan Cara yang Tak Biasa

"Sengaja saya datang ke Jakarta naik pesawat yang dibuat oleh Indonesia, CN.”

“Walaupun dia perlahan, biasa saya sampai dalam waktu dua jam, tapi tiga jam setengah," kata Sabu.

Apa yang disampaikan Sabu langsung ditanggapi Yenny Wahid yang turut hadir dalam acara itu.

Yenny Wahidsendiri saat ini menjabat sebagai komisaris independen maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

Baca Juga: Tumpangi Pesawat Pribadi, Legenda NBA Kobe Bryant Alami Kecelakaan, Semua Penumpang Tak Ada yang Selamat Termasuk Sang Putri

Ia mengatakan bahwa Indonesia mengutamakan keselamatan.

"Pesawat Indonesia begitu karena kami terlalu mengikuti nasihat orangtua, biar lambat asal selamat," kata Yenny.

Pesawat CN 235-220

Pesawat CN 235-220.
Kompas.com

Pesawat CN 235-220.

Pesawat yang ditumpangi Menhan Malaysia, Mohamad Bin Sabu merupakan pesawat CN 235-220.

Pesawat ini adalahmahakarya anak bangsa dibidang kedirgantaraan dan kemajuan dalam industri pesawat terbang telah dibuktikan oleh Indonesia dengan pesawat ini.

Pesawat CN235-220 merupakan pesawat multifungsi yang bisa digunakanuntuk kepentingan militer maupun sipil.

Bahkan pesawat inidapat mengangkut 48 penumpang dan digunakan untuk beberapa misi, mulai dari pengintaian, patroli maritim,hingga angkutan pasukan bersenjata.

Saking hebatnya, banyak negara telah melirik kehebatan pesawat CN buatan Indonesia ini.

Baca Juga: Suasana Menegangkan Saat Tiba-tiba Pesawat Dipenuhi Asap Tebal Tak Lama Setelah Lepas Landas, 169 Penumpang dan 4 Awak Kabin Berhamburan

Sebagai contoh, PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) menerima pesanan pesawat tipe CN 235-220 dari Militer Nepal senilai 30 juta US Dollar (Rp 425 miliar).

Senapan Malaysia jadi Bahan Ejekan Dunia Internasional di Masa Lalu

Apa yang dikatakan oleh Menhan Malaysia tersebut, entah bermaksud bercanda atau tidak, telah membuat warga Indonesia turut berkomentar mengenai kemampuan militer Malaysia.

Salah satu yang menjadibahan omongan mereka adalah VB Berapi LP06.

VB Berapi LP06.
Grid.ID

VB Berapi LP06.

Baca Juga: Jarang Orang Tahu, Komponen Penting dari Pesawat Haerul Ini Ternyata Terbuat dari Bahan yang Tak Terduga!

VB Berapi LP06 merupakan sebuah senapan (rifle) asli buatan Malaysia.

Mengutipdari Grid.ID, pada 2016, VB Berapi LP06 diproduksi oleh sebuah perusahaan bernama Vita Berapi.

VB Berapi dibuat dalam tiga prototipe, pistol LP01, Shotgun LP02 dan Rifle LP06.

Hanya saja prototipe VB Berapi, mendapatkan respon yang negatif dari publik Malaysia.

Baca Juga: Pria Lulusan SD ini Sempat Diremehkan Karena Gagal Terbangkan Pesawat Buatannya Sendiri, Kini Setelah Berhasil Berhasil Terbang Bupati Pun Berikan Komentarnya, Begini Video Detik-detik Penerbangannya...

Alasannya karena senapan ini berdesain aneh danterlihatseperti pistol mainan.

Bahkan kehadirannya malahmembuatVB Berapi menjadi bahan olok-olokkan dalam hal industri senapan dunia.

Karena berbagai kekurangannya dan desain yang tak karuan, VB Berapi tidak pernah masuk ke tahapan produksi massal.(Mentari DP/Intisari)

Source :Kompas.com Intisari Grid.ID

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x