Meskipun menderita sakit, Dagma tetap berjualan karena keluarga mereka membutuhkan uang.
Ia ke pasar sendiri dan menggotong bahan jualannya yang bisa dibilang tidak ringan.
Napasnya kerap terengah-engah ketika berjalan di pasar.
"(pukul) Setengah 6 belanja, yang saya bawa enggak pernah enteng, untuk napas aja saya susah," katanya.
Dagma tidak enak hati bila mengeluh soal keadaannya mengingat sang anak pun berusaha mencari uang.
Ia percaya Tuhan akan membantu mereka dan membuat keadaan menjadi lebih baik.
Dagma tak pernah malu dengan pekerjaan sang anak.
Justru ia sangat bangga dengan perjuangan Calvin.
"(pernah) Jadi kuli bangunan. Mama enggak pernah malu, mama bangga punya anak kamu. Mama minta cariin uang buat modal. Dia cariin Rp 500 ribu akhirnya saya mulai jualan makanan," ucapnya.
(Fidya Alifa Puspa Firdausi/Tribun Jabar)