“Saya usahakan agar yang berkunjung lebih sedikit, kalau langsung ditutup takut orang jauh-jauh datang melihat,” tutur dia.
Tak hanya itu, Kapolsek Puger, AKP Ribut Budiyono, juga khawatir adanya fenomena pohon menangis dimanfaatkan orang lain untuk mencari untung.
“Kami khawatir ini dimanfaatkan oleh pihak ketiga untuk mencari keuntungan materi,” ujar Ribut, Jumat.
Karena itu, polisi bersama pemilik pohon akasia berkoordinasi agar pohon dipotong.
Tak hanya itu, polisi juga meminta Pemdes Mojosari dan Muspika Puger untuk memberi pengertian pada masyarakan mengenai fenomena pohon menangis.
Hal itu dilakukan agar warga tetap berpikir logis.
“Supaya masyarakat berpikir secara logis,” tandas Ribut.
![Sejumlah warga menempelkan telinganya ke pohon yang diduga menangis](https://cdn.grid.id/photo/noimg.png)
Sejumlah warga menempelkan telinganya ke pohon yang diduga menangis
3. Kesaksian warga
Dilansir SURYA.co.id, seorang warga yang berkunjung ke lokasi pohon menangis mencoba membuktikan kebenaran itu.
Ia adalah Shodiq, warga Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger.