Ketika polisi melakukan penyelidikan terhadap pasangan itu, diketahui bahwa Lin, yang bekerja sebagai staf hotel, memiliki masalah stabilitas mental ringan.
Diketahui, saat putra Lin lahir, keluarga dan teman-temannya sempat merawat bocah malang itu.
Namun, mereka tak lagi menawarkan bantuan untuk merawat sejak Agustus di tahun yang sama.
Lin kemudian dipaksa pindah bersama saudara lelakinya di Taipei untuk menjaga anaknya saat bekerja.
Namun, perlakuan Lin dan kakaknya sama kejinya.
Mereka akan mengunci bocah itu di toilet setiap kali dia menangis karena kelaparan atau kesakitan.
Pasangan saudara kandung itu akan memukuli anak itu dengan keras sebelum melemparkannya ke toilet.
Pada bulan September tahun yang sama, Lin bertemu pacarnya secara online dan mengajaknya untuk tinggal bersama saudara lelakinya di kamar sewaan berukuran lima kali lima kaki persegi.
Pasangan kekasih itu juga melempar sisa-sisa roti kepada si bocah setiap ia meminta makan.
Jika balita itu ribut, maka Lin akan 'melemparnya' ke toilet.
Tiga orang dewasa terus menerus menganiaya balita itu sampai mereka meninggalkan kediaman sewaan pada bulan Oktober.