Fitri sudah 6,5 tahun mengidap lumpuh layuh, tetapi ia tetap bisa berjalan dengan keadaan lemas.
"Kalau jualan saya gendong di depan motor keliling kabupaten, bahkan Kota Pekalongan, seperti di Pasar Batik Setono," kata Tarmuji di rumahnya, Jumat (10/1/2020).
Baca Juga: Ngotot Pertahankan Hak Asuh Anaknya dengan Lina, Rupanya Ini yang Jadi Alasan Teddy:
Tarmuji bercerita, ia berjualan dari pagi hingga menjelang maghrib.
Pada pukul 11.00 WIB, ia biasanya beristirahat pulang ke rumah menyuapi anaknya makan dan membawakannya juga untuk sang kakak.
"Habis ashar biasanya berangkat lagi sampai maghrib," tambah dia.
Bapak berperawakan kurus ini mengaku kerepotan semenjak istrinya Sitiyah meninggal dunia pada Agustus 2019.
Namun, demi menghidupi keluarganya, Tarmuji mengaku rela berkorban, termasuk membawa anaknya ikut berjualan keliling.
"Banyak yang baik hati, ngasih anak saya jajan maupun makanan kalau berjualan. Di musim hujan sekarang paling sedih saya karena anak kehujanan kalau ikut berjualan keliling," ujar Tarmuji.
Di dalam rumahnya yang juga menjadi korban air pasang laut (rob), Tarmuji mengaku dapat upah 16 persen dari hasil penjualan rotinya.