Follow Us

Menteri Kelautannya Sudah Nggak Ibu Susi, Kapal Ikan Asing Ini Pesta Pora Masuk dan Kembali Mencuri Ikan di Perairan Natuna

None - Kamis, 02 Januari 2020 | 18:30
Kapal berbendera Vietnam saat diamankan Koarmada 1 di perairan Natuna.
Tribun Batam

Kapal berbendera Vietnam saat diamankan Koarmada 1 di perairan Natuna.

Sebab dari segi kapal, antara KIA Vietnam dan China jauh lebih besar dari kapal nelayan Natuna.

“KIA Vietnam dan Tiongkok rata-rata di atas 30 GT, sementara Natuna hanya 7 sampai 10 GT itu pun jarang-jarang, karena kebanyakan kapal Natuna kecil-kecil, sehingga kalau ditabrak atau disenggol, kapal Natuna bisa terbalik dan tenggelam,” paparnya.

Herman mengatakan, mereka para nelayan Natuna berharap aparat terkait serius menjaga perbatasan laut Indonesia, terutama yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

“Kalau bisa 24 Jam, karena saat ini tidak satu dua lagi, terkadang sampai lima bahkan lebih,” ungkapnya.

Berharap ada bantuan radio

Lebih jauh Herman mengatakan dirinya berharap agar pemerintah dapat membantu nelayan Natuna untuk memberikan secara hibah beberapa radio dengan jangkauan lebih luas.

Sehingga apabila nelayan Natuna melihat KIA masuk di wilayah Natuna bisa langsung koordinasi degan KRI yang standby di sekitar perairan Natuna.

“Kalau ada bantuan Radio, aparat keamanan tidak perlu 24 jam amankan laut perbatasan Indonesia, khususnya laut Natuna, karena setiap hari nelayan Natuna turun ke laut, jadi cukup standby saja dan menunggu informasi dari nelayan Natuna,” harapnya.

Ditanyai berapa jumlah radio yang diinginkan, Herman mengaku sekitar 10 buah dan nantinya radio ini akan dibagi ke masing-masing kelompok nelayan yang ada di Natuna.

“Jadi tidak satu kelompok saja, kalau ada 10 radio, bisa 10 kelompok nelayan yang pegang, dan 10 kelompok nelayan ini kan tersebar wilayah tangkapnya," katanya.

"Setidaknya bisa memudahkan KRI melakukan pemantauan perbatasan laut Natuna yang merupakan pulau terdepan.”

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejak Tak Ada Susi, Kapal Ikan Asing Merajalela Masuk Perairan Natuna, Nelayan Terancam"

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya

Latest